Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Adang, Bambu Tak Bernilai Jadi Alat Musik Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 28/04/2018, 21:13 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV Dengan cara ini, Ida Arleni berharap produk budaya khas Minangkabau inidapat dikenal dan digemari dunia internasional.

Untuk pemasaran produknya, Adang sangat aktif menyebarkan informasi melalui media sosial Facebook. Dari upaya tersebut, banyak calon pembeli yang kebanyakan berasal dari luar negeri.

"Tahun 2015 saya sama teman-teman mulai diundang ke luar negeri untuk perform dan pameran, dari ke Malaysia, Singapura, Taiwan, Belanda, Insya Allah November ini mau ke Jerman," tutur Adang.

Baca juga : Ketika Teknologi Bambu Bisa Atasi Banjir dan Tanah Longsor...

Sekali pergi pameran ke luar negeri, menurut Adang, timnya bisa mengantongi paling sedikit Rp 100 juta dari hasil jualan alat musik yang dibawa. Bahkan, dia pernah paling banyak mendapatkan Rp 300 juta saat sekali pameran.

Sementara dari jualan via online, pendapatan dalam sebulan rata-rata mencapai Rp 100 juta. Sebagian dari hasil keuntungan tersebut dipakai Adang untuk membangun komunitasnya, termasuk memberi pelatihan kerajinan tangan kepada masyarakat yang tak mampu di sekitar tempatnya.

"Jadi saya sebutnya bukan pegawai, tetapi anggota komunitas. Totalnya ada 500 orang, kalau yang di Cimahi atau di pusatnya ada 50 orang," tutur Adang.

Adang meyakini, jika orang berani kreatif dan membuat sesuatu yang berbeda, pasti akan mendapat apresiasi yang setimpal. Dia turut mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk selalu berinovasi serta memanfaatkan teknologi untuk membuat karya yang baik.

Baca juga : TIKI Sasar Pangsa Pasar Pengiriman Produk UMKM di Inacraft 2018

Dia juga mengingatkan agar jangan terlalu berharap kepada pemerintah. Cara itu sudah dibuktikan oleh Adang yang tidak pernah minta bantuan pemerintah sampai usahanya bisa berkembang seperti sekarang ini.

"Saya yakin, Indonesia orangnya hebat-hebat. Semuanya hebat, kerajinan tangannya juga hebat, cuma mungkin pada belum berani muncul saja," ujar Adang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com