Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Debat Rizal Ramli Vs Sri Mulyani hingga Pesan untuk Buwas

Kompas.com - 29/04/2018, 07:43 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Beberapa hari terakhir ini muncul berita tentang adanya keinginan dari Rizal Ramli (RR) untuk melakukan debat terbuka dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI).

Hal ini berawal tanggapan Presiden Jokowi tentang kritik masyarakat terkait utang.

Presiden Jokowi berkata bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan ekonom-ekonom yang mengerti masalah makro juga saling beradu argumen didasari dengan angka-angka dengan basis data yang jelas, itu bagus.

Jokowi juga mempersilakan untuk beradu argumen dengan data dan angka yang jelas. "Silakan, silakan, saling beradu argumen dengan Menteri Keuangan yang juga memiliki angka-angka," kata Jokowi.

Mantan menteri perekonomoian Rizal Ramli pun langsung menanggapinya melalui Twitter, "Wah ini asyik — Tolong diatur debat terbuka RR vs SMI di TV — biar ketahuan siapa yg manipulatif, dan merupakan bagian dari masalah."

Berita tersebut menjadi salah satu berita populer kemarin. Berita lain yang menjadi perhatian pembaca adalah mengenai penunjukan Budi Waseso alias Buwas sebagai Direktur Utama Perum Bulog.

Berikut 5 berita populer kanal Ekonomi Kompas.com, Sabtu (28/4/2018) kemarin:

1. Masih Perlukah Debat Terbuka Rizal Ramli dan Sri Mulyani?

Sepanjang jabatannya sebagai Menkeu, Sri Mulyani sudah beberapa kali menjelaskan dengan menggunakan data dan fakta tentang utang pada acara wawancara di televisi, kuliah umum, konferensi pers, door stop, dan juga rilis pers yang dikeluarkan Kementerian Keuangan.

Begitu pula setiap kali ada kritik tentang utang, Kementerian Keuangan selalu memberikan jawaban dengan memberikan data dan fakta. Hampir semua pengamat ekonomi termasuk Faisal Basri dan lembaga penelitian INDEF sepakat bahwa utang tetap diperlukan untuk menambah kapasitas fiskal pemerintah.

Yang penting untuk menjadi perhatian adalah penggunaan utang pemerintah tersebut untuk hal yang bersifat produktif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Hal ini pun sudah dijawab dalam data dan angka dalam rilis APBN pemerintah.

Contohnya output pembangunan selama 2015-2017 yang sudah dihasilkan dan disalurkan berupa 6 bandara baru, 9.544 km jalan rekonstruksi, pelebaran dan pembangunan baru, 105 bendungan baru, 818 km rel kereta api, 341.500 unit rusun, rumah khusus, dan rumah swadaya (termasuk peningkatan kualitas).


Baca selengkapnya:  Masih Perlukah Debat Terbuka Rizal Ramli dan Sri Mulyani?

2. Pesan untuk Buwas dari Mantan Pejabat Senior di Perum Bulog..

 Wakil Ketua Ombudsman RI Lely Pelitasari Soebekty berpesan agar Direktur Utama Perum Bulog yang baru, Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso atau Buwas, untuk memahami Bulog secara utuh.

Sebelum mengemban tugas di Ombudsman, Lely merupakan Direktur Pelayanan Publik Bulog pada 2015.

"Pesan saya kepada Pak Budi supaya memahami secara utuh. Bukan hanya Bulog sebagai BUMN, tapi Bulog sebagai bagian dari ketahanan pangan di Indonesia," kata Lely dalam diskusi bertajuk Ketahanan Pangan Jelang Ramadhan di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).

Lely sempat bekerja selama 19 tahun di Perum Bulog, mulai dari menjadi Kepala Sub Divisi Regional Karawang, Kepala Divisi Analisa Harga dan Pasar, hingga anggota Tim Pengendali Inflasi.

Baca selengkapnya: Pesan untuk Buwas dari Mantan Pejabat Senior di Perum Bulog..

3. 4 Cara Mendapatkan Tiket Pesawat Murah Tanpa Menunggu Promo

Berbelanja saat ada promo kerap menjadi pilihan banyak orang, termasuk ketika akan membeli tiket pesawat.

Namun, untuk kebutuhan yang satu ini, Anda tentu cukup jarang menemukan momen promo, terutama jika mencari tiket pesawat pada hari-hari sibuk.
Meskipun begitu, membeli tiket pesawat secara online adalah pilihan yang tepat.

Sebab dengan cara ini, Anda tetap memiliki kesempatan untuk mendapatkan tiket yang lebih murah. Ternyata tanpa perlu menunggu promo, Anda bisa mendapatkan tiket pesawat murah dengan cara-cara berikut ini.

Baca selengkapnya:  4 Cara Mendapatkan Tiket Pesawat Murah Tanpa Menunggu Promo

4. Alasan Harga Pangan Selalu Naik Jelang Hari Raya...
 
Pelaku usaha mengatakan, ada berbagai faktor yang mendorong peningkatan harga pangan dan bahan pokok menjelang hari raya keagamaan, seperti Lebaran yang didahului dengan bulan puasa.

Namun, faktor yang sulit dikendalikan adalah psikologi pasar, terutama yang dilakukan oleh para pedagang.

"Secara psikologi, kalau mau bulan puasa dan Lebaran, pedagang di bawah pasti menaikkan harga. Mereka sudah berpikir secara insting, pasti supply kalah dari demand," kata perwakilan pelaku usaha pangan Nur Iswan dalam diskusi Ketahanan Pangan Jelang Ramadhan di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).

Iswan menjelaskan, selama ini pemerintah sudah mengupayakan untuk menjaga harga pangan di pasaran agar tidak memberatkan masyarakat. Namun, dia menilai kontrol pemerintah melalui kementerian atau lembaga terkait terbatas hanya pada pengusaha-pengusaha besar.

Baca selengkapnya: Alasan Harga Pangan Selalu Naik Jelang Hari Raya...

5. Bappenas Sebut Infrastruktur Dorong Indonesia Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Beppenas Wismana Adi Suryabrata menyatakan, percepatan pembangunan infrastruktur akan mendorong Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur sangatlah diperlukan, mengingat pasca krisis Indonesia memiliki ketimpangan infrastruktur yang cukup tinggi.

"Tapi hingga beberapa tahun setelah krisis, infrastruktur sebagai motor pertumbuhan masih dalan kualitas rendah, stok infrastruktur Indonesia 38 persen dari PDB," ujar Wismana, di Kemenkominfo, Jumat (27/4/2018).

Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur ditujukan untuk pemenuhan pelayanan dasar, pemenuhan infrastruktur perkotaan hingga infrastruktur pendukung sektor unggulan.

Baca selengkapnya: Bappenas Sebut Infrastruktur Dorong Indonesia Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com