Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Efek Disrupsi, Mungkinkah Kembali ke Desa?

Kompas.com - 30/04/2018, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Peran Offtaker

Beberapa waktu yang lalu saya diundang Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi juga untuk melihat desa-desa di Sumba Timur.

Dari bandara Halim Perdana Kusuma, saya ditemui oleh CEO PT Muria Sumber Manis, Iwan Suhardjo yang menjadi lokomotifnya

Kebetulan Sdr. Iwan pernah menjadi mahasiswa saya. “Dari akuntansi ke marketing lalu ke pertanian” ujarnya.

Iwan bukanlah orang pertama yang saya temui dan bisa belajar hal-hal baru. Makanya para pendidik perlu melakukan shifting, dari mengajar “what to learn” menjadi “how to learn”. Dan itulah yang dari dulu saya lakukan.

“Saya belajar kembali dari nol, dan kami berkesimpulan tanah-tanah tandus di Sumba Timur bisa kembali disuburkan.” Iwan mengakui belajar dari Google dan Youtube. Ia mengajukan pertanyaan kritis: “Bagaimana mungkin Israel yang tanahnya tandus bisa menghasilkan jeruk dan anggur yang manis-manis?”

Setelah melihat topografi dan curah hujan, dipilihlah desa Wanga di Sumba Timur. Mulanya mereka membuat 18 buah embung sedalam 6 meter ke bawah dengan sistem membran untuk menampung sekitar 200.000 meter kubik air hujan.

Gayung pun bersambut. Menteri Desa mempercepat kemajuan desa dan mengentaskan desa tertinggal dengan melibatkan CEO perusahan-perusahaan besar. Bulan lalu, sekitar 200 orang CEO menandatangani kesepakatan dengan 102 Bupati di Jakarta.

Tiba-tiba saja banyak CEO terhentak. Jambu klutuk yang diimpor dari India untuk bahan baku jus seperti Buavita, ternyata ada di desa Sukorejo Kabupaten Kendal (791 hektar). Jadi buat apa harus impor?

Di Sumba Timur, Menteri Desa membagikan tanah negara seluas 10.000 hektar kepada rakyat untuk menanam tebu dengan teknologi yang saya sebutkan tadi. Masing-masing petani mendapat 3 hektar. Dengan model ini, kalau tak ada aral melintang, setiap kepala keluarga bisa mendapatkan penghasilan baru sebesar Rp 85 juta.

Dengan modal sosial masyarakat yang bagus, PT Muria Sumba Manis (Kelompok usaha Djarum), minggu lalu melakukan peletakkan pertama bangunan pabrik gula dengan kapasitas 12.000 tcd (ton of cane per day). Artinya, Indonesia bisa segera nengurangi impor gula (saat ini 4 juta ton).

Diperkirakan akan ada 3.000-4.000 orang bekerja di pabrik, ribuan lainnya akan menjadi petani plasma. Bisa saya bayangkan bagaimana perputaran uang di desa Wanga dan desa-desa sekitarnya di Kabupaten Sumba Timur menyusul terbentuknya infrastruktur perdesaan yang jauh lebih baik.

Apa yang saya ceritakan ini sesungguhnya masih baru pada tahap awal dari ribuan inisiatif pembangunan desa yang mulai berbuah lainnya. Bersiap-siaplah kembali ke desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com