Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Panjang Lebaran dan Menguatnya Dollar AS Picu Pasar Modal Turun

Kompas.com - 30/04/2018, 15:50 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com — Bertambahnya liburan lebaran tahun memicu turunya pasar modal. Pasalnya, para investor tidak mau investasinya mandek hingga dua minggu.

Hal ini dikatakan oleh  Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia, Rosan P Roeslani kepada wartawan di Hotel Alila Solo, Senin ( 30/4/2018) siang. 

"Pasar modal hampir relatif investornya dari luar. Mereka mengeluarkan kebijakan apalagi faktor libur yang ditambah itu faktor penyebab pasar modal turun," ujar Rosan.

Dia mengatakan, kondisi itu menjadikan para investor menjual portfolionya. "Oleh sebab itu selama beberapa hari ini investasi yang di Indonesia melalui pasar modal keluarnya cukup deras," jelas Rosan.

Baca juga : Meski Dibayangi Aksi Jual Asing, IHSG Ditutup Menguat 0,17 Persen

Tak hanya itu, pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar AS juga berdampak pasar modal. Menguatnya mata uang negeri Paman Sam itu karena AS mengantisipasi kebijakan dari negara mereka sendiri akan menaikkan suku bunga tahun tiga sampai empat kali. Dengan demikian keuntungan dari obligasi mereka akan meningkat.

Untuk mengantisipasi suku bunga naik maka investasi kembali ke AS. Saat investasi balik ke AS maka investasi ke negara berkembang dijual obligasinya lalu beli mata uangnya dan dikembalikan ke AS.

"Kondisi seperti ini terjadi diseluruh negara-negara lain. Faktor ini menjadi pemicu makin menguatnya mata uang dollar. Dan itu bisa menggambarkan kenapa pasar modal Indonesia juga turun. Apalagi pasar modal hampir relatif investornya dari luar," demikian kata Rosan. 

Kompas TV Aksi jual terus melanda pasar saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com