KOMPAS.com - Balon udara berukuran besar tanpa awak yang dilepaskan ke angkasa sangat mengganggu keselamatan penerbangan.
Apabila balon tersebut bertubrukan dengan pesawat yang sedang melaju, akibatnya akan sangat serius.
Balon udara yang mengenai mesin pesawat berpotensi untuk terbakar. Sedangkan, balon udara yang mengenai kokpit bakal menghalangi penglihatan pilot.
Sementara, balon udara yang mengenai dan menutupi pipa pitot dapat membuat sistem pesawat kacau.
(Baca: Indonesia Peringkat 55 Keselamatan Penerbangan se-Dunia)
Berbagai peristiwa akibat pelepasan balon udara tanpa awak tersebut bisa menyebabkan kecelakaan penerbangan.
Sayangnya, masih banyak masyarakat di berbagai daerah yang menerbangkan balon tersebut dengan berbagai alasan budaya.
Pada hari raya Idul Fitri, warga di berbagai daerah seperti Ponorogo, Wonosobo, Pekalongan, Magelang, Madiun, Banyuwangi, Jombang, Trenggalek mempunyai tradisi menaikkan balon udara.
Tidak hanya itu saja, balon udara juga sering diterbangkan masyarakat pada saat menyambut atau memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, hari jadi kabupaten/kota, dan panen hasil pertanian.
Masyarakat memaknai naiknya balon sama dengan naiknya kebaikan. Hilangnya balon sama dengan hilangnya keburukan. Acara itu juga sebagai ajang silaturahim antar-kampung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.