Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Keuangan Emiten Dirilis, Bursa AS Bergerak Variatif

Kompas.com - 02/05/2018, 06:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com -Bursa AS ditutup variatif di akhir perdagangan Selasa (1/5/2018) waktu setempat atau Rabu (2/5/2018) dini hari waktu Indonesia.

Dow Jones Industrial Average turun 64,10 poin atau 0,27 persen menjadi 24.099,5. Sementara itu, indeks S&P 500 merangkak 6,75 poin lebih tinggi atau 0,24 persen menjadi 2.654,80. Adapun indeks Nasdaq Composite, meningkat 64,4 poin tau 0,91 mejadi 7.1370,70.

Saham perusahaan farmasi Pfiizer menjadi salah satu faktor turunnya indeks Dow Jones setelah laporan pendapatan kuartal I menunjukkan hasil yang melenceng dari ekspektasi. Begitu pula dengan MCDonalds yang melaporkan melambatnya pertumbuhan dan pendapatan mereka seiring dengan berkurangnya kunjungan konsumen.

Turunnya indeks Dow Jones juga disebabkan oleh pertemuan dua hari yang dilakukan pembuat kebijakan bank sentral Amerika, The Fed.

Sementara ittu, sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerja kuartal I mereka dari Januari hingga Maret. Laporan keuangan yang dirilis menunjukkan hasil yang cukup baik, bahkan melampaui ekspektasi sehingga mendorong pertumbuhan indeks ini.

Lebih lanjut, keputusan Amerika menunda penerapan tarif untuk baja dan alumunium kepada Kanada, Uni Eropa dan Meksiko kurang mampu mendorong pergerakan bursa AS lebih tinggi.

AS sebelumnya mengumumkan akan menerapkan tarif sebesar 25 persen untuk baja impor dan 10 persen untuk alumunium, pada Maret lalu. Gedung Putih mengatakan tidak semua negara akan terkena dampak dari penerapan kebijakan proteksionisme ini. Namun sejauh ini, belum ada kejelasan lebih lanjut tentang penerapan kebijakan ini.

Nilai saham Match Group, induk dari Match.com dan Tinder, anjlok 22 persen setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan Facebook akan meluncurkan sebuah layanan kencan online, Open a New Window,

Berdasarkan data yang dipublikasikan pada Selasa (1/5/2018) menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan dalam industri manufaktur, dari 59,3 persen pada Desember 2017 lalu, menjadi 57,3 persen di Q1 ini.

Perlambatan ini disebabkan oleh harga barang mentah dan tenaga kerja yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Sementara itu, secara keseluruhan, meskipun sempat terjadi goncangan karena beberapa isu perang dagang, indeks saham Amerika pada bulan April ditutup sedikit lebih tinggi dibandingkan Maret.

Dow Jones meningkat 0,25 persen, S&P 500 meningkat 2,7 persen, dan Nasdaq tumbuh tipis 0,04 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com