Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Keadilan, Demokrasi, dan Saham untuk Karyawan

Kompas.com - 02/05/2018, 07:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saham untuk karyawan

Saham untuk karyawan adalah salah satu instrumen menciptakan keadilan sosial. Hal itu perlu agar karyawan atau buruh memperoleh nilai lebih atau laba perusahaan mereka bekerja.

Sampai saat, ini modus yang bekerja adalah capital hire people. Dari sanalah sentimen majikan-buruh akan selalu ada. Ibaratnya, pengusaha mengeluh soal kondisi ekonomi sesulit apa pun akan ditanggapi negatif oleh buruh.

Di Indonesia, ESOP sebenarnya sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan sejak tahun 2000-an. Riset Badan Pengawas Penanaman Modal (Bapepam, 2002) pada 101 perusahaan terbuka yang belum ESOP dan 23 perusahaan terbuka dan empat perusahaan tertutup yang sudah ESOP, menemukan salah satu kendalanya, yakni belum ada peraturan yang jelas tentang penyelenggaraan ESOP.

Padahal, bagi perusahaan yang melakukan ESOP ternyata berpengaruh positif meningkatkan penjualan (sales growth) mereka, seperti kesimpulan Lilis Susilawaty (2017) dalam risetnya.

Artinya, ESOP tak sekadar menyejahterakan karyawan semata, namun secara jangka panjang membuat perusahaan lebih berdaya lestari (sustainable). Di tengah turbulensi dan disrupsi ekonomi, ESOP dapat menjadi strategi yang masuk akal bagi perusahaan.

Kabar terbaru datang dari India setelah mereka memprivatisasi maskapainya pada Maret lalu. Diberitakan bahwa akan ada 11.000 karyawan tetap Air India yang dapat memiliki saham. Persentasenya cukup besar, yakni 37,6 persen dari total saham.

Yang menarik, maskapai itu punya posisi bagus di pasar. Mereka menguasai 13 persen market share penerbangan domestik dan 44 persen penerbangan internasional. Belum lagi, Air India merupakan perusahaan yang juga menyelenggarakan maintenance and repair operations (MRO) terbesar di sana.

Meski tak sebesar di India, awal April 2018, Pizza Hut Indonesia menawarkan 1 persen saham untuk karyawan dan 10 persen untuk manajemen (MSOP) dari 20 persen saham yang mereka IPO-kan.

Tren perusahaan-perusahaan melakukan ESOP patut kita apresiasi dan amplifikasi sampai titiknya nanti kebijakan ESOP akan menjadi "gaya hidup" bagi perusahaan.

Bagi yang ESOP, perusahaan akan memperoleh citra positif sebagai perusahaan yang berkeadilan. Demikian pula sebaliknya.

Bayangkan bila di waktu-waktu mendatang peringatan May Day diisi dengan pengumuman pembagian saham untuk karyawan.

Teknisnya bisa bertahap, misalnya diberikan dengan pertimbangkan masa kerja. Hasilnya, tiap tanggal 1 Mei statistik pemilik perusahaan akan bertambah. Agenda seperti ini tentu bisa diadvokasi oleh federasi-federasi buruh di Tanah Air.

Albert Einstein bilang, "We cannot solve our problems with the same thinking we used when we created them."

ESOP adalah pendekatan lain untuk bangun keadilan dan kesejahteraan bagi karyawan. Capaiannya akan berlipat ganda bilamana mereka memiliki saham perusahaan tempatnya bekerja sekaligus berkoperasi. Yang pertama akan menciptakan kekayaan dan yang kedua akan mengefisiensikan pengeluaran. Sejahteralah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com