Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif Pajak Bukan Satu-Satunya Cara Untuk Tingkatkan Investasi di Indonesia

Kompas.com - 02/05/2018, 13:37 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan melakukan rapat koordinasi terkait insentif investasi yang belakangan ini memang sedang digodok oleh pemerintah.

Dalam pembahasan tersebut insentif investasi untuk investasi skala kecil dan menengah di bawah Rp 500 miliar akan disiapkan berupa tax allowance, yaitu potongan pajak yang dihitung dari besaran investasi serta kompensasi kerugian tak lebih dari 10 tahun, akan dirampungkan di bulan Mei ini.

"Ya, pada dasarnya tax allowance, tapi kami belum merinci benar, masih perlu waktu merincinya, kami nanti rapat hari Senin lagi," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (30/4/2018).

Sementara itu Kepala Pusat Pendapatan Kebijakan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rofyanto Kurniawan menambahkan, penerapan insentif investasi bertujuan untuk menarik penanaman modal baru di Indonesia, namun sejauh ini masih banyak hal yang harus dipertimbangkan terkait ketentuan dari insentif investasi.

"Pembahasan lebih lanjut terkait insentif investasi utamanya ditujukan kepada kepada perusahaan yang berorientasi ekspor dan mempekerjakan banyak pegawai atau padat karya," ujarnya pada kesempatan terpisah, di Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (30/4/2018).

Lebih lanjut dirinya menegaskan, pemberian insentif untuk investasi skala kecil dan menengah ini tidak akan membuat penerimaan pajak menguap atau berkurang karena insentif merupakan upaya pemerintah untuk menarik investor menanamkan modalnya di Indonesia.

Bukan Satu-Satunya untuk Tingkatkan Investasi

Direktur Penelitian Centre of Reform on Economic Mohammad Faisal ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (2/5/2018) mengatakan, sebagai salah satu kebijakan fiskal yang diberlakukan pemerintah, implementasi insentif seharusnya dapat mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia.

Namun, jika dilihat secara historis, pemberian insentif nyatanya belum efektif untuk menarik investor menanamkan modalnya di Indonesia.

"Mestinya dengan insentif pajak ini bisa mendorong, tapi masalahnya kalau kita lihat secara historis ada beberapa hal yang membuat tax insentif tidak begitu efektif. Di tahun-tahhn lalu sebetulnya sudah pernah diberikan, walau tidak sebesar sekarang. Yang kita amati, adanya tax incentive, seperti tax allowance, tidak lantas membuat investor mengajukan aplikasi untuk insetif tersebut," ujarnya.

Penyebab dari ketidakefektifan pemberlakuan insentif pajak, di antaranya adalah, ketidaktahuan investor terkait pemberian insentif dan cara untuk mendapatkan insentif tersebut.

"Sehingga saya pikir faktor kejelasan pemberian insentif menjadi penting, sektor apa, dan bagaimana insentif didapatkan, itu perlu dijelaskan, sehingga mereka tahu," jelas Faisal.

Indonesia juga perlu untuk memperluas konsep dari insentif itu sendiri. Insentif bagi investor bukan hanya insentif pajak, tetapi ada pula kejelasan regulasi, kewenangan investor, permasalah birokrasi pemerintahan di daerah, kejelasan lahan.

Selain itu investor juga memerlukan pertimbangan teknis seperti besarnya pasar, serta kemudahan akses terhadap bahan baku.

"Jadi hal ini yg perlu jadi perhatian. Jangan terbawa pada mindset kalau insentif pajak satu-satunya solusi untuk mendorong investasi di Indonesia," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com