Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I/2018, BRI Syariah Catat Laba Rp 54,38 M

Kompas.com - 02/05/2018, 15:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com—
Bank BRI Syariah mencatatkan laba bersih Rp 54,38 miliar pada periode kuartal pertama 2018 yang berakhir pada 31 Maret 2018. Laba itu naik 64 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 senilai Rp 33,17 miliar.

"Peningkatan laba bersih tersebut terutama berasal dari pendapatan operasional sebesar Rp 956,26 miliar," kata Direktur Utama BRI Syariah, Mochamad Hadi Santoso, melalui keterangan tertulis, Rabu (2/5/2018).

Adapun beban operasional pada kuartal I/2018, lanjut Hadi, tercatat Rp 884,25 miliar. BRI Syariah juga mencatatkan peningkatan nilai total aset sebesar 21,81 persen pada periode ini dibandingkan setahun lalu, dari Rp 28,51 triliun menjadi Rp 34,73 triliun.

Peningkatan nilai aset, ungkap Hadi, didorong oleh pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp 19,53 triliun, naik 8,62 persen dibandingkan pada Maret 2017 yang tercatat Rp 17,98 triliun.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRI Syariah sampai akhir Maret 2018 tercatat mencapai Rp 28,29 triliun. Angka itu naik 22,94 persen dari posisi setahun sebelumnya senilai Rp 23,01 triliun.

"Dari sisi permodalan, BRI Syariah memiliki permodalan yang kuat," ujar Hadi sembari menyatakan peningkatan kinerja BRI Syariah tidak lepas dari peran PT BRI selaku perusahaan induk.

Kekuatan modal BRI Syariah, sebut Hadi, antara lain diperlihatkan dari rasio kecukupan modal (capital adequate ratio atau CAR) sebesar 23,64 persen, naik dari 21,14 persen pada Maret 2017.

Hadi menyebutkan pula catatan positif dari laporan keuangan unaudited tersebut, seperti Return on Asset (ROA) sebesar 0,86 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 6,92 persen, Net Imbalan (NI) sebesar 5,16 persen, Net Operating Margin (NOM) sebesar 0,34 persen, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 68,70 persen.

Dari sisi efisiensi perusahaan, Hadi mengklaim BRI Syariah semakin efisien, yaitu dilihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 90,75 persen. Rasio ini, sebut dia, lebih baik dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 93,67 persen.

Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) Gross sebesar 4,92 persen dan NPF Nett sebesar 4,10 persen.

"Rasio tersebut masih di bawah batas yang ditetapkan regulator, (yaitu) maksimal 5 persen," kata Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com