Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemasan Kecil, Penentu Perubahan Bisnis Ritel di Asia

Kompas.com - 02/05/2018, 20:22 WIB
Josephus Primus

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan bisnis ritel di Asia, salah satunya berawal dari kemasan kecil sekali pakai. Menurut hasil riset Kantar Worldpanel yang diterima Kompas.com hari ini, kemasan ukuran lebih kecil dari biasanya malahan menjadi salah satu tren penting.

Perubahan demografis yang cepat menjadi salah satu faktor utama yang menentukan dalam lanskap ritel di Asia. Di benua itu, populasi penduduk tua dan urbanisasi membentuk kembali pola berbelanja.

Dalam menanggapi perubahan demografis ini, peritel berupaya untuk memahami cara mengatasi kebutuhan populasi penduduk tua dan menyusutnya pengeluaran rumah tangga.

Menurut riset itu, terjadi pengurangan anggaran masak di keluarga. Lantas, keluarga cenderung lebih memilih untuk membeli apa yang mereka butuhkan, ketika mereka membutuhkannya.

Beberapa keuntungan dari produk dengan kemasan kecil di antaranya adalah untuk mendorong konsumen dalam bereksperimen, memungkinkan pembeli untuk mencoba produk dan merek baru, serta menjadikan pengeluaran belanja lebih kecil per pembelian.

Penghubung

Dengan hal-hal tersebut, di Asia, khususnya Indonesia, minimarket seperti halnya Alfamart berfungsi sebagai penghubung komunitas di mana pembeli dapat membayar tagihan listrik, membeli tiket perjalanan, konser, maupun untuk pertemuan sosial.

Mayoritas minimarket mampu menunjukkan pertumbuhan yang kuat, melampaui format toko yang lebih besar.

Menurut Direktur Pemasaran Alfamart Indonesia Ryan Alfons Kaloh, pihaknya mengusung gerakan Toko Komunitas Sejati. Komunitas ini mendukung operasional perdagangan tradisional yang ada serta usaha kecil sebagai mitra distribusi.

Ryan Alfons Kaloh juga menegaskan bahwa untuk memenuhi kebiasaan konsumen Indonesia yang berubah dengan cepat, pemahaman mengenai dinamika pelanggan memegang peranan penting dalam pertumbuhan yang berkesinambungan.

Alasannya, hal ini dapat menginformasikan aspek bisnis ritel secara luas dari portofolio produk, rantai pasokan, hingga promosi yang dikembangkan.

Lantas terkait dengan digitalisasi, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia Venu Madhav mengatakan  saluran ritel modern seharusnya berperan sebagai komplemen dari e-commerce atau platform online lainnya.

“Saluran ritel modern seharusnya tidak merasa terancam oleh munculnya ritel online atau melihat ritel online sebagai pesaing," ujar Venu.

Kemudian, pelaku ritel besar di kawasan Asia melayani lebih dari satu saluran pengiriman untuk merek-merek FMCG. Pertimbangannya, pertumbuhan peritel tersebut didorong oleh kemampuannya dalam mengadaptasi kebutuhan pembeli yang bertransformasi secara cepat dan komitmennya dalam merancang ulang model bisnis mereka demi memenuhi kebutuhan pelanggan.

“Selama bertahun-tahun, perdagangan modern telah mendorong pertumbuhan dengan menyesuaikan diri dan menawarkan lebih dari sekadar menjual produk.”, Kata Venu.

Selain promosi, keberhasilan merek FMCG lokal didukung oleh kapasitas mereka untuk menyesuaikan diri dengan model ritel yang cepat berubah dengan mengembangkan produk yang sejalan dengan visi peritel dari konsumennya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com