BADUNG, KOMPAS.com - Kompas Gramedia menghadirkan atmosfir makan malam bawah laut di perhelatan Asia Pasific Media Forum (APMF) 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Kamis (3/5/2018) malam.
Makan malam dengan tema “Beyond Coral Reef” itu terinspirasi dengan ekspedisi jurnalistik “Jelajah Terumbu Karang” dari harian Kompas.
“Jelajah Terumbu Karang membutuhkan eksplorasi, validasi, dan verifikasi untuk memastikan kualitas informasi. Membuka wawasan yang melampaui pemahaman kami, untuk menemukan hal-hal terdalam dan perspektif terluas yang dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap generasi," ujar CEO Group of Media Kompas Gramedia Andy Budiman, dalam sambutannya.
Dalam kesempatan itu hadir Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Muhammad Bakir, Ketua AMPF Andi Sadha, dan para peserta APMF.
Tema Terumbu Karang ditampilkan dengan membawa makna tersendiri. Selama 53 tahun berkarya, Kompas melalui pemberitaan jurnalistik yang kredibel tidak hanya menyampaikan kisah yang menarik, namun turut berpengaruh bagi seluruh komponen bangsa.
Menurut Andi, seperti halnya jurnalisme khas Kompas, tema “Beyond Coral Reef: Explore, Contribute, Sustain, Repeat” memaknai kembali peran media di tengah masyarakat melalui berbagai bentuk, seperti Teroka di Kompas TV, Visual Interaktif Kompas di Kompas.com, hingga microsite Kompas.id.
"Melalui cara inilah Kompas mampu mempertahankan eksistensinya," sebutnya.
Kehadiran Risma sendiri karena sebagai seorang pemimpin, kontribusi dirinya kepada warga Surabaya sejalan dengan prinsip Kompas Gramedia.
Mengutip salah satu pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama bahwa "Keindonesiaan sudah waktunya diperluas pemaknaan dan penghayatannya. Dalam arti selain dari sisi adat istiadat dan politik, memahami keIndonesiaan harus juga mencakup kealamannya”.
Seperti juga yang dilakukan Risma dalam memimpin kota Surabaya yang juga mencakup kealamannya dan memberdayakan masyarakatnya secara utuh.
Risma dalam sambutannya menyebut saat dirinya mulai memimpin Surabaya sebagai kota dengan suhu yang panas sehingga warganya pun terkenal dengan temperamen tinggi.
"Saya mencoba mengubah kota Surabaya menjadi kota yang nyaman bagi warganya dengan membangun 172 taman baru," ucapnya.
Dirinya pun membangun berbagai fasilitas untuk aktivitas warga, mulai tempat bermain untuk anak-anak hingga tempat olah raga yang dekat dengan lokasi permukiman warga.
"Untuk mengubah warga yang terkenal dengan sebutan bonek, selama 7 tahun saya menjabat telah membangun 360 lapangan olahraga," ucapnya.