Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua dan Kopi Koteka dari Oksibil

Kompas.com - 04/05/2018, 11:11 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Oksibil, Papua tengah menggalakkan program Tanam Kopi bagi masyarakatnya yang ada di sekitar Pegunungan Bintang.

Komoditas kopi dipilih lantaran dianggap cocok untuk dikembangkan di iklim dingin Pegunungan Bintang, Oksibil.

Bupati Oksibil Costan Oktemka menjelaskan, saat ini pihaknya mewajibkan agar tiap kampung yang ada di Oksibil membuka lahan untuk menanam kopi.

"Untuk menggalakkan program tanam kopi ini, kami mewajibkan tiap kampung yang ada di daerah pegununangan membuka lahan tiga hektar untuk ditanami kopi," ucap Costan saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Saat ini, di Oksibil terdapat 23 distrik yang rata-rata tiap distriknya terdiri atas 7 hingga 10 kampung. Dengan demikian maka diperkirakan saat ini ada sekitar 483 sampai 690 hektar lahan tanaman kopi di Pegunungan Bintang, Oksibil, Papua.

Diperkirakan, dari 1.000 pohon kopi yang bisa ditanam dapat dihasilkan 600 kilogram kopi setiap tahunnya.

Costan mengakui, kopi asal Pegunungan Bintang ini telah memiliki peminat dari luar negeri seperti Australia, Selandia Baru, dan Eropa. Namun, dalam hal pendistribusiannya baru ke wilayah Jayapura saja.

"Sekarang ini masih ke Jayapura saja, karena ini kan baru mulai ditanam sehingga baru akan berbuah tiga tahun lagi. Setelah panen raya pada 2020 kami harapkan bisa ke pulau-pulau lain dan juga ke luar negeri," jelas Costan.

Adapun saat ini Pemkab Oksibil mengemas kopi Pegunungan Bintang dengan brand atau merk Kopi Koteka. Kopi Koteka merupakan serbuk dari biji kopi varietal Timika yang dikemas dalam sebuah kemasan berbentuk koteka.

Costan menyatakan bahwa cara pengemasan yang unik tersebut juga untuk memberikan suatu ciri khas bagi pemasaran kopi asal Oksibil.

Di sisi lain, roaster Curious People Coffee Hideo Gunawan yang telah melanglang buana mencari kopi di Papua menjelaskan, kopi produksi masyarakat Pegunungan Bintang, Oksibil adalah satu yang terbaik di Papua.

"Selain jenisnya dari varietal Timika, kopi Oksibil ditanam di ketinggian 1.900 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut. Menurut teori kopi yang saya pelajari, kalau kopi ditanam di atas ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut maka itu rasanya enak banget," tutur Hideo.

Lebih lanjut Hideo menjelaskan, hawa dingin dengan suhu berkisar 18-23 derajat celcius membuat biji kopi Oksibil matang sempurna. Selian itu, kopi-kopi yang ditanam di Oksibil juga tak banyak terkena sinar matahari dan hal tersebut sangat bagus untuk perkembangan biji kopi.

"Untuk jenis Arabika Timika, semakin berada di dataran tinggi dan tak terkena sinar matahari maka biji kopi yang dihasilkan semakin bagus," imbuhnya.

Di sisi lain, Pemkab Oksibil juga turut memberikan pembiayaan bagi masyarakat untuk bisa menanam dan mempopulerkan kopi koteka tersebut.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com