Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Garuda Mogok, yang Tepuk Tangan justru Para Pesaingnya

Kompas.com - 06/05/2018, 10:38 WIB
Markus Yuwono,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berharap karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) tbk tidak menggelar aksi mogok karena akan berdampak pada kinerja maskapai dan reputasi penerbangan plat merah itu.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan pihaknya berharap semua pihak menyadari karena perusahaan penerbangan tersebut merugi pada tahun lalu.

"Rencana mau mogok, sebenarnya semua pihak harus menyadari bahwa kita perlu sama-sama bagaimana meningkatkan kinerja. Kalau mogok nanti reputasi Garuda juga," katanya, Sabtu (5/5/2018).

Menurut dia, dengan sejumlah permasalahan yang dialami perseroan, akan semakin rumit jika karyawan ikut mogok. Untuk itu pihaknya berharap karyawan dan manajemen ikut membantu agar bangkit.

"Manajemen juga, karyawan juga. Jadi kita berusaha sekuat tenaga biar Garuda bisa bekerja lebih baik lagi. Kalau sudah rugi, mau mogok itu akan lebih memperparah kondisi," ujarnya

Selain itu, jika mogok dilakukan maka akan menguntungkan pesaingnya. Apalagi dunia penerbangan persaingannya semakin sengit. "Misalnya mogok, yang tepuk tangan justru persaing-pesaingnya,"imbuh dia.

Gatot mengatakan Kementerian BUMN pun sudah melakukan evaluasi terhadap kinerja PT Garuda Indonesia. Salah satunya memberikan rekomendasi agar menutup sejumlah rute yang dianggap merugi, seperti Jakarta-London.

"Daripada rugi di luar negeri lebih baik kita mencari rute-rute yang potensial bisa meningkatkan value demi Garuda ke depan,"katanya.

Perlu diketahui Sejumlah karyawan Garuda mempermasalahkan susunan direksi hasil RUPS tanggal 19 April kemarin. Karyawan ingin perampingan manajemen dengan Merestrukturisasi direksi yang berjumlah 8 orang menjadi 6 orang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com