Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Argentina, Naikkan Suku Bunga demi Mata Uang

Kompas.com - 07/05/2018, 08:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS. com - Penguatan nilai tukar dollar AS yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir memukul mata uang negara-negara berkembang di dunia. Mata uang rupiah pun tidak kuasa menahan kekuatan dollar AS.

Untuk menstabilkan rupiah, Bank Indonesia (BI) menggunakan cadangan devisa. Otomatis, cadangan devisa Indonesia perlahan tersedot.

Beberapa pihak memandang, upaya stabilisasi mata uang Garuda tidak bisa hanya dengan menggunakan jalur cadangan devisa. Bank sentral dipandang perlu menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-RR) yang saat ini berada pada posisi 4,25 persen.

Upaya menaikkan suku bunga guna mendukung mata uang ini ternyata baru saja dilakukan oleh Argentina. Akhir pekan lalu, bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuan menjadi 40 persen.

Baca juga: Bagaimana Bila Kurs Rupiah Melemah sampai Rp 20.000 per Dollar AS?

Ini adalah ketiga kalinya bank sentral negara Amerika Selatan tersebut menaikkan suku bunga acuan dalam sekira 8 hari. Tujuannya tak lain untuk mencegah mata uang peso anjlok lebih dalam.

BBC mewartakan pada Sabtu (5/5/2018), sehari sebelum dinaikkan menjadi 40 persen, suku bunga acuan dinaikkan menjadi 33,25 persen. Sepekan sebelumnya, suku bunga acuan dinaikkan dari 27,25 persen menjadi 30,25 persen.

Langkah yang mengejutkan tersebut merupakan imbas dari pelemahan peso yang amat dalam. Setahun terakhir, nilai tukar peso merosot sekira 25 persen.

Selain itu, Argentina juga tengah berada di mulut krisis ekonomi. Inflasi di negara itu tercatat sebesar 25 persen pada tahun 2017, tertinggi kedua di Amerika Selatan setelah Venezuela.

Baca juga: Kalau Fundamental Baik, Ya Rupiah Perkasa...

Tahun ini, bank sentral Argentina menargetkan inflasi sebesar 15 persen. Bank sentral pun menyatakan bakal terus melakukan upaya untuk mendukung target tersebut.

Kondisi Indonesia memang jauh lebih baik ketimbang Argentina. Pada tahun 2017, inflasi berada pada posisi 3,6 persen, berada pada kisaran target BI.

Namun, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus menjadi perhatian. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun sempat melemah sebagai respon pelemahan rupiah.

BI menyatakan tak segan untuk menaikkan BI 7-RR guna mendukung rupiah. Meski demikian, kenaikan suku bunga acuan tetap berdasar pada perkembangan dan situasi ke depan, serta berdasarkan data-data yang ada.

Ekonom dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menyebut, untuk langkah awal, bank sentral bisa menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

"Jangan langsung 50 basis poin, itu kesannya BI panik," ungkap Tony beberapa waktu lalu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, menaikkan suku bunga merupakan hal yang wajar dilakukan bank sentral untuk menghadapi situasi global.

"Ya itu kan bagian dari menghadapi situasi global, termasuk soal kurs jadinya ya biasalah," sebut Darmin, yang juga mantan Gubernur BI.

Menurut dia,naiknya suku bunga acuan adalah cara BI untuk menjawab persoalan yang sedang dihadapi Indonesia yang terkena dampak dari ketidakpastian kondisi perekonomian dunia.

Namun, di sisi lain dirinya juga menegaskan agar semua pihak tidak terlalu memusingkan persoalan naiknya suku bunga.

Kompas TV Rilis angka inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) membuat pemerintah semakin percaya diri bahwa fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com