Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Pertumbuhan 5,06 Persen di Kuartal I/2018 Tertinggi sejak 2015

Kompas.com - 07/05/2018, 22:11 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan ekonomi di level 5,06 persen pada kuartal I/2018 merupakan yang tertinggi untuk kurun waktu yang sama sejak 2015.

"Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018 merupakan capaian tertinggi di pola musiman triwulan I sejak tahun 2015," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/5/2018).

Menurut BI, ekonomi Indonesia pada periode Januari-Maret 2018 tetap kuat dengan dukungan permintaan domestik. Inventori, misalnya, pada periode ini tumbuh 6,07 persen dibandingkan setahun lalu (year on year atau yoy) dan naik 5,94 persen dibandingkan kuartal IV/2017.

Baca juga: Analis: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2018 di Bawah Ekspetasi

Sementara itu, permintaan domestik tanpa memperhitungkan inventori tumbuh 5,86 persen yoy dan lebih tinggi dibandingkan capaia pertumbuhan 5,62 persen pada kuartal IV/2017.

BI memperkirakan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut terutama ditopang investasi yang tumbuh tinggi.

Prediksi ini ditopang pula oleh daya saing dan iklim investasi yang membaik, terjaganya stabilitas makroekonomi, serta tetap kuatnya belanja pemerintah dan belanja lembaga non-profit rumah tangga.

"Pemulihan ekonomi juga didukung oleh struktur lapangan usaha yang membaik sehingga menjadi landasan berlanjutnya proses pemulihan ekonomi ke depan," imbuh Agusman.

Adapun permintaan domestik yang meningkat pada triwulan I/2018 didukung oleh naiknya investasi diiringi oleh kuatnya konsumsi swasta.

Baca juga: Kurs Rupiah Ditutup Tembus Rp 14.000 per Dollar AS di Pasar Spot

Agusman menyatakan, investasi pada kuartal I/2018 tumbuh 7,95 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 7,27 persen (yoy).

"Itu merupakan capaian tertinggi investasi dalam lima tahun terakhir," imbuh Agusman.

Menurut Agusman, pertumbuhan investasi terjadi lantaran didorong investasi non-bangunan tumbuh 13,56 persen (yoy), sejalan dengan berlanjutnya akselerasi investasi untuk mendukung proses produksi.

Adapun investasi bangunan masih tumbuh 6,16 persen (yoy), didorong proyek infrastruktur pemerintah. Sementara itu, kuatnya konsumsi swasta terutama didorong oleh meningkatnya belanja terkait penyelenggaraan pilkada.

"Kuatnya permintaan domestik juga kemudian mendorong pertumbuhan impor yang cukup tinggi, yakni 12,75 persen yoy, khususnya bersumber dari impor barang modal dan bahan baku. Sementara itu, ekspor tetap tumbuh kuat yakni sebesar 6,17 persen yoy, meskipun melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya," papar Agusman

Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi triwulan I/2018 ditopang struktur pertumbuhan yang lebih merata dengan kontribusi utama dari lapangan usaha Industri Pengolahan, Perdagangan, Informasi dan Komunikasi, Pertanian, serta Transportasi dan Pergudangan.

Pertumbuhan industri pengolahan membaik dari 4,46 persen yoy pada triwulan IV/2017 menjadi 4,50 persen yoy pada kuartal I/2018, didorong permintaan ekspor dan domestik termasuk dalam mengantisipasi permintaan musiman menjelang seasonal Lebaran.

Adapun dari sisi spasial, perbaikan kinerja ekonomi terjadi di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com