Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Minta Perusahaan Logistik Tidak "Bakar Uang"

Kompas.com - 08/05/2018, 12:47 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta agar perusahaan logistik tidak "membakar uang" untuk bisa menguasai pasar. Budi Karya menilai itu bisa menimbulkan persaingan tidak sehat di antara perusahaan logistik.

Adapun membakar uang yang dimaksud Budi Karya adalah dengan menerapkan harga atau tarif lebih murah daripada pesaingnya. Harga murah itu disebabkan sokongan dana dari para investornya.

"Kalau (perusahaan logistik) seperti JNE selama tidak menggunakan atau tidak membakar uang, persaingan itu masih sehat," ucap Budi Karya saat menghadiri diskusi di Gedung WTC 1 Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Tindakan untuk menerapkan harga lebih murah ketimbang pesaing yang ada disebut Budi Karya pernah terjadi pada bisnis taksi dalam daring.

Baca juga: Menhub Sebut Pengusaha Logistik Tak Masalahkan Cuti Bersama 7 Hari

Budi Karya menyatakan, saat itu ada sebuah perusahaan taksi daring yang menerapkan tarif lebih murah daripada kompetitornya. Hal itu kemudian berujung dengan kerugian yang diderita oleh para pengemudi taksi daring tersebut.

"Di dunia ini timbul lagi seperti di taksi online, di mana ada pemain baru yang menggunakan modal besar dengan membakar uang dan mengalahkan yang lain dengan cara predatory pricing," sebut dia.

Oleh sebab itu, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II tersebut mengimbau kepada seluruh perusahaan logistik untuk bersaing secara sehat.

Kemenhub, kata Budi Karya, tidak keberatan dengan perang tarif yang ada agar satu perusahaan tidak memonopoli bisnis logistik.

"Akhirnya tidak sehat kalau dia menguasai semuanya dia akan mengatur semuanya. Kita tidak sepakat apa yang terjadi di taksi online terjadi lagi di dunia logistik," kata Budi Karya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com