JAKARTA, KOMPAS.com—Insentif bagi perusahaan yang fokus melakukan riset dan pengembangan di Indonesia dinilai belum menarik. Banyak perusahaan pun ditengarai memilih melaksanakan riset di luar negeri.
"Kami wawancara beberapa perusahaan di Indonesia, mereka beberapa melakukan riset di luar negeri karena lebih menarik insentifnya," kata Program Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya, Selasa (8/5/2018).
Baca juga: Paten Naik 10 Persen, Ekonomi Tumbuh 1,67 Persen
Wawancara yang Berly lakukan itu adalah dalam rangka riset untuk mengukur peran investasi di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta paten terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Jadi, orang kita saja risetnya di luar negeri, apalagi (perusahaan asal) negara asing," ujar Berly dalam diskusi di Upper Room, Jakarta.
Salah satu faktor pendukung untuk memajukan sektor TIK adalah inovasi yang dimunculkan melalui riset dan pengembangan.
Berly mencontohkan, perusahaan yang fokus melaksanakan riset di Malaysia bisa mendapatkan insentif berupa tax holiday selama 5 tahun.
Di Jepang dan Korea Selatan, lanjut Berly, kebijakan insentif akan ditambah jika perusahaan yang melaksanakan riset berkolaborasi dengan universitas atau lembaga riset lokal.
Baca juga: Menperin Sebut Apple Bakal Buka 3 Pusat Riset Lagi di Indonesia
"Perusahaan yang melakukan riset di Indonesia, cuma dapat (insentif) 1 tahun tax allowance, jadi memang belum terlalu menarik," tutur Berly.
Meski begitu, Berly mengapresiasi langkah pemerintah yang telah meluncurkan peta jalan Industri 4.0.
Dalam peta jalan tersebut, ada poin yang mengatur pemberian insentif bagi investasi sektor teknologi sehingga diharapkan bisa jadi daya tarik bagi perusahaan untuk melakukan riset di Indonesia.
"Kami juga merekomendasikan agar Kementerian Keuangan meningkatkan anggaran untuk aktivitas penelitian dan pengembangan serta menyediakan insentif fiskal yang kompetitif, terutama bagi aktivitas litbang swasta," ujar Berly.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.