JAKARTA, KOMPAS.com—Bank Indonesia (BI) melempar sinyal kemungkinan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate, Jumat (11/5/2018). Rupiah pun ditutup menguat di pasar spot pada akhir perdagangan Jumat.
Bagaimana dengan langkah pemerintah sebagai penjaga kebijakan fiskal?
“Pemerintah akan terus menjaga pelaksanaan APBN sehingga menjadi pilar stabilitas, sehingga dalam kondisi dinamis dan bergejolak kita mampu memberikan keyakinan ke masyarakat, pelaku usaha, dan pasar sehingga tidak ada tambahan gejolak,” tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jumat, saat konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Sebelumnya, lewat siaran pers, Gubernur BI Agus DW Martowardojo Bank Indonesia (BI) menyatakan kemungkinan menaikkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate). Namun, BI juga akan konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien, dengan kepastian ketersediaan likuiditas rupiah dan valuta asing (valas).
Baca juga: Rupiah Tak Lagi Sesuai Fundamental, BI Buka Ruang Naikkan Suku Bunga Acuan
"Pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini. Bank Indonesia akan secara tegas dan konsisten mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas," ujar Agus.
Menurut Agus, operasi moneter di pasar valus juga akan terus dilanjutkan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar rupiah. "Agar keyakinan pelaku ekonomi dapat dipastikan tetap terjaga," ujar Agus.
Temporer yang harus diwaspadai
Jika kenaikan suku bunga acuan itu terealisasi, pertumbuhan ekonomi juga dikhawatirkan bakal terdampak. Terlebih lagi, ekonomi baru tumbuh 5,06 persen pada kuartal I/2018, sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik, yang itu belum sesuai dengan ekspektasi pemerintah dan BI.
“Semua itu membuat capital flow dari semua negara menuju Amerika Serikat,” kata Sri Mulyani.
Dinamika tersebut, lanjut Sri Mulyani, dilihat sebagai situasi temporer tetapi harus tetap diwaspadai. Di satu sisi diinterpretasikan, perbaikan ekonomi Amerika menyebabkan policy adjustment mereka yang berdampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.