Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INDEF: Pembangunan Infrastruktur Melenceng dari Tujuan Awal

Kompas.com - 13/05/2018, 17:36 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudhistira menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini melenceng dari tujuan awal.

"Pembangunan infrastruktur enggak sesuai tujuan, katanya mengurangi logistic cost, ini malah justru dibangun enggak untuk mengurangi itu," kata Bima di Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Menurut Bima, pada awalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur dilakukan untuk mengurangi biaya logistik hingga 25 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu infrastruktur yang dibangun itu justru fokus memindahkan orang dari satu tempat ke tempat saja.

"Operasional terus keluar tapi enggak selesai masalah logistiknya karena yang dibangun infrastrukturnya untuk mengantar orang dari titik A ke titik B, bukan memindahkan barang dari titik A ke titik B. Itu adalah dua hal yang sama sekali berbeda," jelas Bima.

Ketidaksesuaian tujuan tersebut menurut Bima disebabkan karena banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diwajibkan terlibat dalam konstruksi infrastruktur.

Lebih lanjut Bima menjelaskan, lantaran tidak dipersiapkan dengan detil dan matang, pembangunan infrastruktur oleh BUMN justru tidak ada hubungannya dengan logistik.

"Apa fungsinya membangun infrastruktur, misalnya kereta cepat Jakarta-Bandung, apa urgensinya membangun infrastruktur kereta dari Sudirman ke Bandara di mana passenger rate pun hanya 20 persen," tutur dia.

Hingga pada akhirnya, sambung Bima, BUMN yang diwajibkan membangun infrastruktur harus sakit-sakitan menanggung biaya operasional yang kerap kali berjumlah besar dengan selisih besar pula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com