Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Mengurangi Angka Pengangguran di Indonesia

Kompas.com - 14/05/2018, 11:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERDASARKAN laporan triwulanan Bank Dunia mengenai perekonomian Indonesia pada Desember 2017 (Bank Dunia, 2017), ekonomi Indonesia dinyatakan terus menguat dan didorong dengan membaiknya pertumbuhan global, perdagangan international, dan persentase investasi yang kuat.

Tidak hanya itu, Indonesia juga mampu mengekspor barang manufaktur dan menjadi komoditas ekspor utama.

Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya ekonomi Indonesia yang terus menguat di mata international dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Bahkan menurut Badan Pusat Statistik, pada Februari 2018, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) turun menjadi 5,13 persen dibandingkan Februari 2017 sebesar 5,33 persen. Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, dalam setahun tersebut pengangguran berkurang 140.000 orang.

Baca juga: BPS: Pengangguran Berkurang 140.000 Orang dalam Setahun Terakhir

TPT merupakan indikator untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.

Saat ini, generasi muda semakin banyak yang mengembangkan bisnis dan usahanya. Bisnis startup yang menjadi tren masa kini, semakin terus digeluti oleh kalangan generasi muda, dari bidang teknologi, jasa, makanan, dan lain sebagainya.

Hal ini membuat terobosan baru dan menginspirasi kalangan muda. Dengan membuka lapangan kerja di Indonesia dan dengan memberdayakan masyarakat, setidaknya dapat membantu mengurangi angka pengangguran.

Pemerintah dan masyarakat Indonesia, sebaiknya tidak hanya berfokus terhadap pemberantasan isu korupsi, tetapi juga memberikan solusi dan membangun ke arah yang lebih baik.

Penanaman modal dari investor-investor asing juga berdampak terhadap penggunaan tenaga kerja di Indonesia, tetapi jika negara dan pemerintahan terus melakukan tindakan negatif salah satunya korupsi yang memperburuk ekonomi Indonesia serta regulasi yang tidak stabil, membuat para investor tidak nyaman untuk menanamkan modal ke Indonesia.

Tidak hanya itu, NGO (non-government organisations), institusi dan juga organisasi-organisasi asing lain banyak yang berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan untuk Indonesia.

Pendidikan merupakan kunci menciptakan sumberdaya masyarakat yang berkualitas. Jika kualitas pendidikan terus dikembangkan, seperti pengadaptasian sistema edukasi dari Jerman yang saat ini sedang dilakukan.

Tiga faktor utama ini memiliki fungsi dan efek yang besar, investasi akan menciptakan produksi dan lapangan kerja, serta masyarakat harus mendapatkan edukasi yang baik untuk dapat terjun kedalam lapangan pekerjaan.

Kembali lagi ke akar permasalahan pendidikan yang berkaitan yaitu ekonomi, banyaknya masyarakat yang tidak mampu membayar uang pendidikan sehingga mengakibatkan anak-anak terhambat untuk mendapatkan pendidikan.

Bedasarkan data dari Kemendikbud tahun 2016/17 sebanyak 72.744 siswa yang putus sekolah dijenjang SMK/SMA. Baru-baru ini Indonesia memperkuat tingakatan kerja pendidikan vokasi dengan Jerman.

Jerman memiliki sistem pendidikan yang baik, namun kurangnya kesadaran pemerintah terhadap hal ini. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya membaca.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com