Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Detoks Finansial saat Ramadhan

Kompas.com - 15/05/2018, 12:03 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Pertengahan Mei ini, masyarakat muslim di seluruh dunia akan mulai menjalankan ibadah puasa.

Di Indonesia, bulan puasa (dan Lebaran) erat kaitannya sebagai  bulan perayaan. Alhasil,
hakikat puasa yaitu menahan diri secara ironis justru bersi nggungan erat dengan kenaikan tingkat konsumsi atau belanja rumah tangga.

Banyak warga yang jor-joran membelanjakan penghasilan dan tunjangan hari raya sampai tak bersisa untuk keperluan finansial lain yang lebih penting, misalnya, menyelesaikan utang yang lebih mendesak,  membayar uang anak sekolah, dan lain sebagainya.

Nah, di tengah perlambatan ekonomi dan geliat kenaikan harga barang  dan jasa jelang Ramadhan, Anda sebenarnya bisa mengembalikan khittah  Ramadhan dengan lebih menahan diri dari godaan konsumtif.

Caranya, dengan menjalankan “detoks finansial” selama  Ramadhan!

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Uang

Detoks finansial di sini maksudnya, Anda menjadi lebih bijak dalam mengelola penghasilan dan menentukan keputusan berbelanja selama bulan Ramadhan. Sehingga Anda tidak terjebak  perilaku konsumtif yang bertentangan dengan khittah “menahan diri”.

Tertarik menjalankan? Yuk, coba pertimbangkan langkah-langkah dari  situsperbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id berikut ini:

1. Detoks belanja dapur

Selama berpuasa, logikanya tingkat konsumsi Anda berkurang. Bila di hari-hari biasa, Anda makan 3 kali sehari ditambah camilan sana sini, maka saat berpuasa, Anda tidak diperkenankan makan mulai jelang fajar hingga azan maghrib terdengar.

Bila ingin konsisten dengan semangat menahan diri di bulan puasa, sebenarnya Anda tidak punya alasan untuk berbuka puasa atau bersahur dengan menu yang terlalu berlebihan.

Jadi, alih-alih belanja berbagai  macam keperluan dapur yang terlalu banyak, Anda bisa melakukan detoks belanja dapur dengan fokus hanya pada bahan-bahan yang perlu.

Susunlah menu berbuka puasa dan bersahur selama 29-30 hari. Bila terlalu ribet, Anda bisa memulai susunan menu seminggu sekali.

Dengan  mengantongi rencana menu, Anda bisa merencanakan belanja dengan  efektif sekaligus hemat. Manfaatkan saja promo weekend yang biasa  dilangsungkan peritel untuk membantu Anda mendapatkan harga beli lebih murah.

2. Detoks belanja kebutuhan Lebaran

Lebaran di Indonesia memang bukan sekadar hari raya keagamaan. Lebih dari itu, Lebaran sudah menjadi peristiwa kultural perayaan masyarakat Indonesia. Saat Lebaran tiba, momentum silaturahmi menjadi agenda  utama.

Tidak mengapa bila Anda terus melanjutkan tradisi menyuguhkan hidangan khas Lebaran. Atau, kebiasaan lain seperti membagikan angpao atau hadiah untuk anggota keluarga. Hanya saja, supaya tidak berlebih-lebihan, akan lebih baik bila Anda membuat perencanaan dari jauh-jauh hari apa saja kebutuhannya dan akan ditutup dengan anggaran apa.

Perencanaan jauh-jauh hari akan memudahkan Anda mencari deal menarik kelak. Misalnya, bila ingin memberikan hadiah untuk kerabat  di kampung, Anda bisa menyisihkan waktu khusus untuk mencari barang di pasar grosir. Atau, memanfaatkan promo sale yang biasanya
sering ditawarkan saat bulan puasa.

3. Detoks belanja keperluan mudik

Mudik adalah tradisi khas orang Indonesia saat Lebaran. Ini seperti mudiknya masyarakat China ketika tahun baru mereka datang. Mudik biasanya menghabiskan biaya yang cukup besar terlebih bila kampung halaman Anda cukup jauh dari domisili yang sekarang.

Kebutuhan mudik meliputi ongkos pulang pergi ke kampung halaman, biaya selama di kampung halaman, biaya oleh-oleh untuk kerabat, dan lain-lain. Supaya lebih hemat ongkos, Anda bisa memanfaatkan promo penjualan tiket yang sering ditawarkan oleh online travel agent.

Cara lain, mengatur waktu pergi mudik. Memang, sih, idealnya kita sudah di kampung halaman saat malam takbiran. Tapi, bila isi kantong tidak memungkinkan, Anda bisa bersiasat mengatur waktu.

Tiket maskapai penerbangan misalnya, harganya biasanya lebih murah di hari-H lebaran. Atau, bisa juga memanfaatkan mobil pribadi untuk pulang kampung.

Bila memang isi kantong sangat tipis tapi Anda sangat ingin pulang kampung untuk berlebaran, manfaatkan saja fasilitas mudik gratis yang banyak disediakan baik oleh pemerintah, BUMN, atau perusahaan swasta.

4. Tak perlu habis-habisan memakai THR

Namanya memang Tunjangan Hari Raya. Tapi, bukan berarti Anda menjadi kurang bijak dengan berboros ria menghamburkan THR. Uang THR termasuk dalam penghasilan tahunan yang bisa sangat membantu Anda menyehatkan keuangan.

Misalnya, Anda memiliki tanggungan utang mendesak, akan lebih baik bila Anda gunakan THR untuk menutupnya terlebih dulu. Selesaikan utang baru terpikir untuk melakukan konsumsi.

Begitu juga bila Anda memiliki kebutuhan finansial yang jatuh tempo berdekatan dengan puasa. Misalnya, membayar uang sekolah anak.

Kehadiran THR akan meringankan Anda menutup kebutuhan tersebut.

Jangan malah dibalik ya, THR untuk belanja konsumtif tapi untuk kebutuhan uang sekolah anak, Anda malah berutang. Hal itu hanya akan menjadi awal mula masalah finansial kelak.

5. Tambah porsi investasi

Bila Anda berhasil melakukan detoks finansial selama Ramadhan, ditambah mendapatkan penghasilan ekstra berupa THR, Anda sebenarnya memiliki kesempatan untuk menambah porsi tabungan hari depan.

Manfaatkan pendapatan ekstra tersebut untuk menambah investasi di berbargai produk sesuai tujuan keuangan Anda.

Bila terbiasa investasi di produk pasar keuangan, Anda bisa memanfaatkan momentum kejatuhan harga-harga saham dan reksadana untuk menambah
kepemilikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com