Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Finansial Fluktuatif, Reksa Dana Berbasis Obligasi jadi Favorit Investor

Kompas.com - 15/05/2018, 17:24 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar finansial yang masih fluktuatif membuat produk reksa dana berbasis obligasi masih menjadi favorit kalangan investor di kuartal II 2018 ini.

“Investor mencari imbal hasil yang lebih pasti dan aman. Sementara, mereka masih menghindari pasar saham karena volatilitas yang tinggi,” ungkap President Director PT Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis dalam keterangan pers, Selasa (15/5/2018).

Menurut Edward Lubis, produk investasi seperti reksa dana terproteksi dan pasar uang dalam durasi pendek, paling banyak diminati.

Terkait dengan kondisi ini, Bahana TCW terus mencari kupon obligasi dan Medium Term Notes (MTN) korporasi dengan rating mulai dari A hingga A minus. Hal ini sesuai dengan banyaknya permintaan investor untuk menambah jumlah investasinya di reksa dana pendapatan tetap maupun terproteksi.

Sementara itu, Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW Asset Management Soni Wibowo mengungkapkan, total dana kelolaan yang dipegang anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia ini telah mencapai Rp 52 triliun dibandingkan kuartal satu tahun lalu.

Untuk produk reksa dana pendapatan tetap masih menjadi pilihan favorit para investor, yakni sekitar Rp 12-15 triliun rupiah, atau 21 persen dari total AUM (Assets Under Management).

Di samping itu, reksa dana terproteksi memiliki 20,8 persen atau sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 12 triliun. Sementara, total dana kelolaan reksa dana pasar uang sebesar Rp 8 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com