Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin: Impor Tinggi, Ekonomi Bergeliat

Kompas.com - 15/05/2018, 20:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini, Selasa (15/5/2018) menunjukkan volume impor pada periode Januari hingga April 2018 mengalami peningkatan 8,99 persen (yoy/year on year) menjadi 4,5 juta ton.

Kondisi ini dipicu oleh naiknya volume impor non-migas sebesar 15,83 persen, meskipun untuk volume impor migas turun 4,84 persen.

Baca: April 2018, Neraca Perdagangan Indonesia Defisit 1,63 Miliar Dollar AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berpendapat, pertumbuhan volume impor yang cukup tinggi memiliki arti positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia.Hal ini menunjukkan perekonomian bergeliat.

Dia menjelaskan, meningkatnya pertumbuhan proyek infrastruktur dan proyek investasi swasta non-infrastruktur akan mendorong pertumbuhan impor karena kebutuhan akan barang modal dan bahan baku mengalami peningkatan.

"Pertumbuhan proyek investasi swasta yang lain (non-infrastruktur) itu ditunjukkan oleh meningkatnya pembentukan modal domestik bruto lebih tinggi, ditambah dengan proyek infrastruktur itu yang tahapannya mulai naik jauh,... yang sedang dikerjakan di tahun 2018 dan belum selesai itu banyak," ujarnya ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (15/4/2018).

Data BPS menunjukkan, selama Januari hingga April 2018 nilai impor terbesar berasal dari bahan baku/penolong berjumlah 44,7 miliar dollar AS, atau 74,58 persen dari total nilai impor Indonesia. Angka ini meningkat 21,86 persen dari nilai impor bahan baku/penolong pada periode yang sama tahun lalu (yoy).

Sementara itu, untuk barang modal, akumulasi bulan Januari hingga April 2018 senilai 9,1 miliar dollar AS, atau 16,34 persen dari keseluruhan total nilai impor Indonesia.

Untuk barang konsumsi, pada periode Januari hingga April 2018 ini berjumlah 5,45 miliar dollar AS atau 9,08 persen dari keseluruhan total nilai impor.

"Jangan lupa, barang modal dan bahan baku kalau impor kita (total) 91 persen, barang konsumsi cuma 9 persen. Nah jadi memang sekarang ini berarti selain mempercepat realisasi investasi dan pertumbuhan infrastruktur dampaknya positif," lanjutnya.

Darmin melanjutkan, jika dilihat dari ekspor dan impor, secara month to (mtm) month pertumbuhan ekspor memang turun, tetapi secara year to date (ytd) ekspor masih tumbuh di kisaran 9 persen. Namun menurutnya, pertumbuhan ekspor ini tidak dapat mengimbangi tingginya impor Indonesia.

"Itu nggak cukup dengan pertumbuhan impor yang sebesar itu," ujarnya.

Jika kondisi ini terus menerus terjadi, dengan investasi yang terus meningkat dan pembangunan infrastruktur terus berlanjut, maka tendensi untuk neraca perdagangan mengalami defisit akan terus berlanjut.

"Sehingga, pemerintah harus bisa mendorong ekspor untuk mengimbangi kenaikan impor," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com