Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Terhantam Rentetan Insiden Keamanan

Kompas.com - 16/05/2018, 15:12 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


KOMPAS.com
—Insiden bertubi-tubi di Indonesia terkait masalah keamanan sepanjang Mei 2018 telah menghantam pasar modal nasional.

Level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (15/5/2018), misalnya, untuk pertama kalinya pada tahun ini sudah bersilangan dengan indeks komposit bursa Filipina yang selama ini ada di lapis bawah peringkat kapitalisasi pasar modal di kawasan.

Bursa yang sejak awal tahun sudah tertekan tren perbaikan ekonomi Amerika Serikat dan baru mulai memulihkan diri pada medio April, kembali terpuruk karena hantaman isu keamanan tersebut.

"Persepsi itu mempengaruhi keputusan si investor. Jadi (kondisi keamanan) berkepentingan banget, tidak hanya persoalan fundamental emiten," kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia ( BEI) Samsul Hidayat, Rabu (16/5/2018).

Baca juga: BEI: Sentimen Negatif Terkait Keamanan Pengaruhi Pasar Finansial

Menurut Samsul, persepsi yang mempengaruhi bursa itu tak cuma terkait kinerja perekonomian tetapi juga soal lain seperti keamanan. Dia berharap, reguloator dan semua pihak terkait untuk menjaga persepsi investor.

Dok BLOOMBERG Perbandingan kinerja bursa Indonesia dan Filipina sepanjang 2018 (ytd).
Dok BLOOMBERG Perbandingan kinerja bursa Indonesia dan Filipina sepanjang 2018 (ytd).

Samsul berpendapat, investor sebenarnya sudah relatif kebal juga dengan isu keamanan. Meski begitu, ujar dia, sejumlah insiden keamanan selama beberapa hari terakhir ini butuh penyelesaian segera.

Sebelumnya, Senin (14/5/2018), Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengimbau para investor tetap tenang menyikapi rentetan insiden keamanan di dalam negeri.

Baca juga: Pasca Bom Surabaya, Dirut BEI Minta Pelaku Pasar Tetap Tenang

Merujuk data Bloomberg, IHSG pada Selasa ditutup anjlok 1,8 persen dibandingkan penutupan Senin (14/5/2018).

Sepanjang 2018 (year to date atau ytd), IHSG tercatat terpuruk 8,1 persen, kemunduran terbesar di antara bursa di Asia melebihi penurunan indeks komposit bursa Filipina yang turun 7,9 persen.

Meski begitu, analis Morgan Stanley malah merekomendasikan para investor menahan aksi jual ekuitas mereka dari pasar modal Indonesia. Menurut para analis tersebut, rentetan peristiwa yang menekan bursa Indonesia ini justru mengangkat potensi valuasi yang menarik pada masa mendatang.

Namun, buat investor yang sekarang tidak punya investasi di Indonesia belum disarankan pula untuk melakukan aksi beli. Nilai tukar dollar AS yang menguat, jadi alasannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Earn Smart
Literasi Keuangan yang Terlupakan

Literasi Keuangan yang Terlupakan

Whats New
Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Whats New
Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

BrandzView
Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com