Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saham-saham yang Patut Dilirik saat Bulan Puasa

Kompas.com - 17/05/2018, 06:15 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan puasa telah tiba. Hari Kamis (17/5/2018) umat Islam secara serentak menjalankan ibadah suci puasa. Bagaimana dengan pasar modal sendiri saat bulan puasa?

Jika menilik pergerakan historis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama bulan puasa cenderung mengalami penurunan dalam hal volume transaksi.

Tahun 2017 misalnya, sepanjang pelaksanaan bulan puasa yang dimulai sejak tanggal 25 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017, volume perdagangan di bursa tercatat rata-rata mencapai 5,39 miliar. Padahal, sejak awal Mei 2017 hingga sehari sebelum puasa rata-rata volume perdagangan mencapai 6,59 miliar transaksi.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, awal puasa biasanya perdagangan di bursa masih berjalan seperti biasa. Namun, menjelang akhir-akhir puasa, mendekati masa-masa cuti bersama barulah transaksi perdagangan mulai berkurang, yang disebabkan salah satunya faktor cuti.

Pendapat senada juga diungkapkan analis senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar. Menurutnya, bahwa selama bulan puasa memang ada penurunan transaksi yang utamanya disebabkan banyaknya investor yang menggunakan dananya untuk kebutuhan lain.

Menurutnya hal tersebut wajar, mengingat selama bulan puasa ada sejumlah kebutuhan yang bakal naik.

Apalagi menjelang akhir bulan puasa tentu volume perdagangan harian lebih sepi lagi, sebab sudah mendekati akhir tentu banyak orang yang fokusnya adalah mempersiapkan untuk mudik atau liburan lebaran. Jadi, penggunaan dana tentu tidak ke bursa.

“Volume transaksi perdagangan harian di bulan puasa memang tidak seramai hari-hari sebelumnya, banyak dana yang ditarik sementara dari bursa dan ini wajar saja menurut saya,” kata William, Rabu (16/5/2018).

Tapi, menurut Nafan meski volume perdagangan tergolong sepi bukan berarti investor tak bisa meraup keuntungan. Justru ia berpendapat untuk urusan investasi semuanya tergantung bagaimana investor melihat performa saham-saham yang likuid di bursa.

Ada beberapa sektor yang secara teknikal yang menurut Nafan menarik untuk dicermati para investor selama bulan puasa. Pertama, sektor infrastruktur yang terkait dengan telekomunikasi dengan emitennya TLKM dan EXCL. Sebab, di masa-masa puasa hingga liburan lebaran akan ada peningkatan traffic pada layanan mobile data. TLKM bahkan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (PER) sudah di bawah 15 kali.

Nafan memprediksi harga saham TLKM dalam jangka menengah-panjang bisa melaju hingga Rp 4.200 per saham.

Selain itu, sektor konsumer juga menurut Nafan bisa dilirik oleh investor dengan emitennya INDF dan ICBP serta HMSP.

Memang, yang terakhir ini merupakan emiten dengan lini bisnis utama rokok, namun Nafan melihat secara teknikal pergerakannya bakal cukup bagus sepanjang bulan puasa.

LPPF yang bergerak di lini departement store juga dinilai menarik, sebab pelemahannya secara teknikal sudah terbatas. Saat ini harganya diperdagangkan di level Rp 8.950 per saham, namun Nafan memprediksi saham LPPF berpeluang untuk naik kembali ke Rp 9.000 per saham, bahkan bisa naik hingga Rp 9.700 per saham.

Saham-saham ini sangat layak dicermati. Memang pergerakan indeks saat ini pada fase bearish, namun secara perlahan fase tersebut mulai berkurang dan mengarah kepada bullish, jadi saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan akumulasi beli” kata Nafan, Rabu (16/5/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com