Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ragukan Hasil Negosiasi Dagang, Wall Street Ditutup Melemah

Kompas.com - 18/05/2018, 05:25 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham Amerika ditutup melemah selepas Presiden Trump mengindikasikan dirinya sanksi negosiasi perdagangan antara AS dan China tidak akan membuahkan hasil.

Indeks Dow Jones Industrial Avarage ditutup melemah 54,95 poin di level 24.713,98 dengan penyumbang pelemahan Cisco System dan Walmart yang anjlok masing-masing 3,8 persen dan 1,9 persen.

Baca: Ini Saham-saham yang Patut Dilirik saat Bulan Puasa

Sementara itu, indeks S&P 500 merosot 0,1 persen ke level 2.720,13 adengan sektor teknologi anjlok 0,5 persen. Nasdaq composite pun melemah 0,2 persen menjadi 7.382,47 dengan Amazon, Netflix, Apple, dan Alphabet seluruhnya merosot.

Pada Kamis (17/5/2018) siang waktu AS, China dan AS melakukan negosiasi kedua terkait kebijakan pedagangan di antara keduanya.

"Apakah akan berhasil? Aku memiliki kecenderungan menyangsikan hal tersebut," ujar Trump.

"Alasan aku tidak yakin adalah, China menjadi terlalu manja, Begitupula Eropa dan negara- negara lain. Mereka selalu mendapatkan apapun yang mereka inginkan dari Amerika," lanjutnya.

Ketegangan yang terjadi antara Amerika dan China kembali meningkat beberapa bulan belakangan selepas keduanya saling serang melalui tarif dagang yang ditujukan untuk beberapa komoditas ekspor. Amerika juga memberlakukan larangan ekspor ke Amerika untuk berbagai produk dari ZTE.

Ketegangan tersebut menyebabkan kekhawatiran akan munculnya risiko perang dagang di antara kedua negara dengan kemampuan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

"China akan berdamai dengan AS, tapi proses keduanya dapat mengarah ke sana sangat rumit, dan pasar harus dapat menerima itu," ujar pengamat pasar modal MRB Partners Salvatore Ruscitti.

Baca: Suku Bunga Acuan 4,5 Persen, Rupiah Bisa Menguat hingga 200 Poin

"Jika diperhatikan apa yang terjadi pada akhir minggu lalu, itu mengindikasikan dibutuhkan waktu agar negosiasi dapat terjadi," lanjutnya.

Saham teknologi menyentuh level terendahnya setelah Trump mengutarakan pendapatnya pada sesi Kamis (17/4/2018) waktu setempat. Technology Slect Sector SPDR ETF (XLK) ditutup melemah 0,5 persen.

Selain itu, suku bunga yang meningkat juga mendorong pelemahan pasar saham. Imbal hasil (yield) suku bunga US Treasury 10 tahun menembus 3,1 persen untuk pertama kalinya sejak tahun 2011, sementara untuk yield 2 tahun berada pada level tertingginya setelah 1 dekade.

"Sensitivitas suku bunga merupakan faktor negatif yang paling signifikan pada periode kali ini. Jika dilihat dari pergerakan suku bunga jangka pendek sejak September lalu, hal ini tidak terlalu mengherankan," ujar CEO Marketfield Asste Management Michael Shaoul melalui keterangan tertulisnya, dikutip dari CNBC.

Investor telah menjual surat utang pemerintah AS seiring dengan kekhawatiran mereka mengenai naiknya inflasi yang dapat menyebabkan Federal Reserve (Bank Sentral AS) kembali mengetatkan kebijakan moneternya lebih cepat dari yang diperkirakan oleh pasar.

Berbagai kondisi di atas menyebabkan pasar Amerika dihadapkan pada kondisi yang tidak pasti.

"Terdapat tarik menarik antara positif (data ekonomi yang baik, pendapatan tinggi, dan potongan pajak) dan negatif termasuk kondisi geopolitik, suku bunga yang tinggi, serta negosiasi dagang dengan China," ujar Managing Partner Cornerstone Financial Parteners Jef Carbone.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com