Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etatisme Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi, BUMN Untung atau Rugi?

Kompas.com - 18/05/2018, 08:03 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

"Para pengusaha di daerah menurun. Memang ada sub-kontraktor, tapi pembayarannya susah," sebut Fary.

Politisi Partai Gerindra itu menambahkan, tujuan utama pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur adalah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian nasional guna menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, menurut dia, dalam tiga tahun terakhir justru pertumbuhan ekonomi nasional terkesan stagnan.

"Kalau lihat pembangunan infrastruktr di daerah yang banyak dibangun, infrastruktur itu stagnan juga. Betul untuk rakyat, tetapi manfaat dari pada yang dibangun itu memberikan dampak ekonomi atau tidak," sambungnya.

Ia menilai, masifnya pembangunan infrastruktur lebih banyak bermanfaat bagi Joko Widodo bila ingin mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

Hal itu terlihat dari target penyelesaian pembangunan infrastruktur yang didorong untuk selesai pada medio 2018-2019.

Menjadi beban bagi BUMN

Banyaknya penugasan pembangunan infrastruktur ke BUMN juga pada dasarnya menjadi beban tersendiri buat mereka. Bhima tak salah jika mengatakan bahwa etatisme yang terjadi membuat BUMN jadi ugal-ugalan dalam pembangun infrastruktur.

Eks Direktur Utama Waskita Karya M Choliq pernah mengatakan, beban kerja berat menjadi penyebab utama maraknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi yang digarap oleh Waskita Karya.

Baca: Pembangunan Infrastruktur oleh Pemerintah Dinilai Masih Minim Dampak

"Ya tadi sudah saya singgung sedikit, karena produksinya itu memang banyak,” ungkap Choliq, April silam.

Kasus kecelakaan konstruksi yang paling banyak terjadi yakni pada pekerjaan girder. Baik itu yang jatuh saat diangkat maupun terguling ketika girderitu telah diletakkan pada sebuah struktur.

Choliq pun memberikan gambaran atas beratnya beban kerja Waskita pada tahun lalu. Sebagai gambaran, lebih dari 11.000 buah girder yang telah dipasang Waskita sepanjang 2017.

“Coba tanyakan ke kontraktor lain, saya yakin tidak ada yang memasang lebih dari 100. Bandingkan dengan Waskita yang 11.000. Bukan maksud membela (diri) ya,” sambung dia.

Nilai proyek yang bertambah besar tiap tahunnya juga turut menjadi beban bagi Waskita Karya. Choliq bercerita, nilai proyek yang dibangun Waskita Karya saat ini lebih tinggi bila dibandingkan dua atau tiga tahun yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com