Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Nilai Tukar Rupiah Dominan di Level Rp 14.000 Pekan Ini

Kompas.com - 18/05/2018, 09:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terus berlanjut. Nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 13.900 sampai Rp 14.000 sejak Senin (14/5/2018) hingga Jumat (18/5/2018) ini.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), sejak Selasa (15/5/2018) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS telah menyentuh level Rp 14.020 setelah sempat terapresiasi tipis pada Senin, yaitu Rp 13.976.

Baca: Suku Bunga Acuan 4,5 Persen, Rupiah Bisa Menguat hingga 200 Poin

Pelemahan terdalam didapati pada Rabu (15/5/2018) dengan posisi nilai tukar mencapai Rp 14.094, bahkan sempat diperdagangkan pada level Rp 14.100.

Bank Indonesia melalui keterangan resminya menyatakan, rupiah melemah sebesar 1,47 persen pada kuartal I 2018 dan 1,06 persen pada April 2018 dipicu oleh penguatan dollar AS yang dampaknya dirasakan secara global.

Meski demikian, perkembangan nilai tukar rupiah disebut BI masih terkendali karena ditopang oleh fundamental ekonomi Indonesia dan berbagai langkah stabilisasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pada Kamis (17/5/2018), menyebutkan, pada 9 Mei 2018 lalu rupiah berada pada level Rp 14.074 atau terdepresiasi 3,88 persen dibandingkan posisi pada akhir 2017.

Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi 2,02 persen, dari Rp 13.384 selama 2017 menjadi Rp 13.655 per dollar AS.

Dari kondisi tersebut, dampak yang paling terlihat adalah posisi cadangan devisa yang makin tergerus untuk langkah stabilisasi nilai tukar rupiah. Posisi cadangan devisa hingga akhir April 2018 tercatat sebesar 124,9 miliar dollar AS atau turun signifikan dibanding posisi akhir Januari 2018 sebesar 131,98 miliar dollar AS.

Dengan mempertimbangkan posisi cadangan devisa, diharapkan kebijakan baru BI, yaitu kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate, bisa meredam tren pelemahan rupiah.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, kenaikan suku bunga acuan jadi 4,5 persen oleh BI dapat menguatkan nilai tukar rupiah hingga 200 poin.

"Kalau (suku bunga acuan) hanya naik 25 bps (basis poin), ke rupiah hanya terapresiasi Rp 100-200 per dollar AS sehingga kurs bisa menguat ke Rp 13.800-Rp 13.900, tetapi belum kembali ke titik fundamental Rp 13.500," ujar Bhima pada Kamis malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com