JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah pada siang hari ini Jumat (18/5/2018) masih melemah terhadap dollar AS, meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.
Berdasarkan Bloomberg pada Jumat (18/5/2018) rupiah dibuka menguat di level Rp 14.053, namun dalam pergerakannya hari ini. Namun, hal itu tak berlangsung lama karena rupiah kembali melemah. Pukul 12.38, rupiah diperdagangkan di Rp 14.148 per dollar AS.
Baca: Penguatan Rupiah Diprediksi hanya Sesaat
Terkait dengan pelemahan tersebut, ekonom dari Ekonom Institute for Development Economic and Finance ( INDEF) Eko Listiyanto mengatakan, investor masih menghitung kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate di bulan Juni mendatang. Sehingga, investor menahan untuk mengalirkan dananya ke Indonesia meski BI telah meningkatkan suku bunga kebijakannya.
Selain itu, suku bunga kebijakan obligasi AS, US Treasury sebesar 3,1 persen juga dinilai menjadi pertimbangan lain bagi investor. Ditambah, kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate yang diekspektasikan terjadi pada bulan Juni mendatang, diperkirakan akan mendorong imbal hasil US Treasury.
"Jika dibandingkan Indonesia, investor akan tetap memilih AS karena lebih liquid. BI rate nggak akan serta merta menaikkan nilai tukar rupiah karena pasar bermain di ekspektasi," ujarnya, Jumat (18/5/2018).
Menurutnya, jika pasar obligasi membaik, baru investor akan kembali masuk ke pasar Indonesia.
"Jadi, investor punya dua pilihan, masuk ke pasar Indonesia sekarang, atau menunggu nanti di bulan Juni mereka masuk ke AS ketika suku bunga mereka naik," jelasnya.
Pelemahan ini, ujarnya, merupakan fenomena yang memperlihatkan bahwa investor masih memperhitungkan faktor eksternal sebelum memutuskan untuk terjun ke dalam pasar.
Pertimbangan BI
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan