Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Batasi Kegiatan Usaha 5 Perusahaan Multifinance

Kompas.com - 21/05/2018, 17:33 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan terdapat lima perusahaan multifinance atau perusahaan pembiayaan yang mendapatkan Surat Pembatasan Kehiatan Usaha (PKU).

Deputi Komisioner Pengawas IKNB II Moch Ihsanuddin menyampaikan, 5 perusahaan yang mendapatkan surat PKU tersebut adalah PT Asia Multi Dana, PT Kapitalink Finance, PT Pan Pembiayaan Maritim, PT Kembang 88, dan Sun Prima Nusantara Pembiayaan.

"Dari 5 tersebut kita lihat perkembangannya seperti apa, apakah akan berlanjut hilang dicabut izin usahanya, atau dia bisa memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan yang diatur dalam peraturan perusahaan pembiayaan," ujarnya ketika memberi keterangan kepada awak media di Gedung Soemitro Djojohadikusimo, Senin (21/5/2018).

Namun, jika dibandingkan dengan seluruh perusahaan multifinance yang ada yaitu 191 perusahaan, maka jumlah ini cenderung kecil.

Selain itu Ihsanuddin menambahkan, ada 8 perusahaan yang terkena sanksi dari Surat Peringatan 1 (SP1) karena terlambat melakukan laporan, atau karena tidak ada kejelasan pemegang saham, atau karena tingkat kesehatan atau rasio piutang pembiayaan yang tidak seimbang.

Sehingga, total jumlah perusahaan multifinance yang berada dalam kondisi keuangan baik adalah 88 persen dari seluruh total perusahaan pembayaran. Jumlah ini merupakan hasil dari laporan bulanan perusahaan dan pemeriksanan oleh tim pengawas OJK.

"Yang kena sanksi ringan hingga berat ada 8 perusahaan, sementara yang mendapatkan PKU 5. Jadi dari 191 (total jumlah perusahaan multifinance) hanya itu jadi jangan dibikin berita heboh," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com