Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Sebut Pesantren Punya Potensi Menggerakkan Ekonomi Digital

Kompas.com - 22/05/2018, 09:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SURAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut pesantren memiliki ekosistem yang bisa menggerakkan sektor ekonomi digital. Termasuk Muhammadiyah yang memiliki banyak pesantren dan basis komunitasnya kuat.

"Yang namanya digital ekonomi yang paling penting ekosistem yang tergantung jumlah santri. Kalau jumlahnya besar, ekosistem bisa dibangun, ekonomi digital bisa bergerak," ujar Airlangga di Gelora Olah Raga Universitas Muhammadiyah Surakarta, Senin (21/5/2018).

Karena itulah digagas program Santripreneur yang menyasar santri setingkat sekolah menengah atas/kejuruan dan perguruan tinggi.

Program tersebut mendorong para santri berwirausaha dengan memberi bantuan berupa alat dan pelatihan. Dengan demikian, hasilnya bisa dijadikan nilai guna untuk menumbuhkan perekonomian. Terutama menggunakan sistem digital yang berbasia pada keanggotaan.

Baca juga: Perry Warjiyo: Indonesia Perlu Komite Nasional Ekonomi Digital

"Tinggal plug in dengan sistem digital dibantu Kemenperin, ekosistem ini jalan," kata Airlangga.

"Biasanya susah bentuk ekosistem, ini Muhammadiyah sudah punya ekosistem tinggal plug and play-nya saja," lanjut dia.

Airlangga mengatakan, semakin banyak orang menjadi enterpreneur, maka semakin banyak manusia mandiri. Hal tersebut merulakan bagian dari demokrasi ekonomi di mana perekonomian berada di tangan rakyat, bukan lagi dikuasai kelompok tertentu.

Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi dalam revolusi industri keempat atau dikenal industri 4.0. Dengan kemampuan ekonomi digital, sistem robotik, diharapkan pada 2030 Indonesia menjadi negara 10 besar di dunia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyatakan, di Jawa Tengah terdapat lebih dari 5.800 pondok pesantren. Dari data tersebut, kata dia, pondok pesantren berpotensi besar untuk memajukan sektor perekonomian di Jaw Tengah.

"Oleh karrna itu kita ajak kerjasama, rangkul, dan bantuan serta pendampingan. Supaya nanti mampu mengembangkan santri dan alumni secara signifikan," kata Arif.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anif mengatakan, program kewirausahaan dari Kemenperin sesuai dengan kurikulum yang diajarkan di kampus. Bahkan, wirausaha menjadi salah satu mata pelajaran di semua jurusan.

Sofyan berharao semua lulusan tak melulu menjadi.pegawai negeri sipil atau pegawai swasta. Melainkan bisa mandiri dan membuka usaha sendiri berbekal ilmu yang dipelajari selama ini.

"Ini salah satu motivasi kami mengembangkan wirausaha di lingkungan kampus dan pesantren. Tidak hanya pendalaman ilmu agama, tapi juga termasuk wirausaha," kata Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com