Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Batasi Kepemilikan Asing pada Perusahaan Asuransi

Kompas.com - 22/05/2018, 17:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Porsi kepemilikan asing pada perusahaan asuransi kini dibatasi melalui ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2018 tentang Kepemilikan Asing pada Perusahaan Perasuransian.

PP 14/2018 mengatur kepemilikan asing maksimal 80 persen dan kepemilikan domestik minimal 20 persen.

"Ketentuan itu berlaku untuk yang baru maupun yang sudah jalan tapi kepemilikan asingnya di atas 80 persen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara saat ditemui di Kementerian Keuangan, Selasa (22/5/2018).

Suahasil menjelaskan, bagi perusahaan asuransi dengan kepemilikan asing di atas 80 persen sebelum PP 14/2018 berlaku, tetap bisa berjalan seperti biasa. Namun, dengan porsi kepemilikan seperti itu, perusahaan tersebut tidak bisa meningkatkan level bisnisnya.

"Kalau mau ada ekspansi bisnis, kami harapkan (kepemilikan) asingnya maksimal 80 persen," tutur Suahasil.

Meski ada batasan kepemilikan asing dengan porsi maksimal 80 persen itu, Suahasil meyakini perusahaan asuransi, terutama yang besar-besar, tetap mau berekspansi di Indonesia.

Dari data yang mereka himpun, nilai premi asuransi per kapita secara rata-rata di Indonesia sekitar Rp 1,5 juta per tahun, terhitung masih sangat kecil dibanding negara lain di kawasan Asia Tenggara.

"Kalau dibandingkan dengan negara Asean seperti Malaysia apalagi Singapura, masih sangat besar peluangnya (bisnis asuransi). Jadi, kalau kita punya pendapatan per kapita 3.800 dollar AS atau setara Rp 50 juta, peluang ekspansi bisnisnya masih sangat besar," ujar Suahasil.

Aturan ini telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 17 April 2018 lalu, dan diundangkan sehari setelahnya. Ke depan, sejalan dengan ekspansi perusahaan perasuransian, pemerintah secara bertahap akan mendorong porsi kepemilikan domestik untuk perlahan ditingkatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com