Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Angkat Perekonomian Ibu-ibu di Pedesaan, Ini Indikator Amartha

Kompas.com - 22/05/2018, 20:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan peer-to-peer lender Amartha mengklaim telah mengangkat perekonomian perempuan yang tinggal di pedesaan dengan pinjaman usaha.

Jika dibandingkan dengan 2016, ada peningkatan sebanyak 46 persen pada peminjam yang memiliki penghasilan di atas Rp 1,5 juta perbulan.

Pada 2016, peminjam yang pendapatannya kurang dari Rp 1,5 juta per bulan memiliki porsi 63 persen. Pada 2017, persentasenya sebesar 55 persen.

Untuk pendapatan peminjam di antara Rp 1,5 - 5 juta perbulan pada 2016 sebanyak 21 persen. Sementara pada 2017 jumlahnya berkurang menjadi 11 persen.

Persentase peminjam dengan pendapatan di atas Rp 5 juta pada 2016 sebesar 16 persen. Pada tahun 2017, jumlahnya meningkat menjadi 34 persen.

"Jadi pembiayaan yang disalurkan bisa meningkatkan kesejahteraan," ujar CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra di Conclave Wijaya, Jakarta Selatan, Selasa (22/5/2018).

Dana yang telah digelontorkan Amartha selama 8 tahun berdiri lebih dari Rp 400 miliar. Dana tersebut mengalir ke hampir 105.000 pengusaha mikro.

Taufan mengatakan, peningkatan kesejahteraan tersebut terlihat dari beberapa indikator. Pertama, terlihat dengan adanya renovasi rumah sejumlah peminjam karena pinjaman mereka dari Amartha telah membuahkan keuntungan.

Dari data Amartha, sebanyak 44 persen peminjam mengganti lantainya dari sebelumnya tanah menjadi ubin. Kemudian, sebanyak 49 persen peminjam memiliki dinding tembok, bukan lagi papan atau bambu. Sebanyak 47 persen peminjam juga mengganti atap rumahnya menjadi lebih layak.

Selain itu, kata Taufan, bahan bakar yang digunakan juga menjadi indikator Amartha melihat tingkat kesejahteraan peminjamnya. Begitu juga dengan sumber air yang didapatkan peminjam.

"Banyak mitra yang sudah memiliki pompa air sebanyak 68 persen dan aliran PAM sebesar 19 persen sebagai sumber air bersih," kata Taufan.

Pada 2017, kata Taufan, hanya 2 persen peminjam yang tidak memiliki toilet di rumahnya. Jumlah tersebut berkurang jika dibandingkan dengan data tahun 2016 yang menunjukkan angka 4 persen.

"Mungkin itu hal sederhana di kota. Tapi hal ini jadi fokus kita juga," kata Taufan.

Cerita Debitur

Salah satu peminjam dari Amartha, Ratna Nurhayati (48) telah delapan tahun menggunakan jasa Amartha. Sehari-hari, Ratna bekerja sebagai pengrajin dan supplier keset anyam. Perempuan asal Ciseeng, Bogor itu mengaku sangat terbantu dengan adanya Amartha.

"Saat itu saya dan suami tidak punya uang. Kemudian pak RT bilang ada yang mau pinjamkam uang dari Amartha," kata Ratna.

Ratna tentu sangat bersedia. Tapi dengan syarat ia harus mengumpulkan tetangganya yang perempuan untuk bergabung. Satu kelompok berisi 10-20 orang. Di tahun pertama, ia mendapat pinjaman Rp 500.000. Jumlahnya terus bertambah hingga kini di pinjaman ketujuh, ia mendapat pinjaman Rp 10 juta pertahun.

Uang tersebut ia gunakan sebagai modal usaha hingga menyekolahkan anak.

"Alhamdulillah saya sudah bisa renovasi rumah. Saya kumpulkan uang dikit-dikit sambil saya biayai anak sekolah," kata Ratna.

Tak hanya diberi bantuan dana, parter bisnis dari Amartha juga mendampingi para peminjam dengan kunjungan setiap minggunya. Tujuan kunjungan itu sebenarnya menagih angsuran, namun sekaligus sebagai ajang kumpul-kumpul untuk berbagi cerita selama membuka usaha dengan bantuan perusahaan tersebut.

"Saya diajarkan atur keuangan, termausk bagaimana kembalikan pinjaman. Ada buat di rumah, buat setor juga," kata Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com