Bandara APT Pranoto merupakan relokasi dari Bandara Temindung yang sudah tak bisa dikembangkan lagi. Pemerintah Kalimantan Timur mulai membangun Bandara APT Pranoto pada 2011 dan selesai pada 2017.
Kemudian, pada 2018, bandara baru itu diserahkan pada Ditjen Perhubungan Udara agar operasionalnya dapat dikembangkan lebih lanjut melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Temindung.
Ditjen Perhubungan Udara sejak awal 2018 juga melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi sesuai dengan Annex 14 International Civil Organization (ICAO) dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes.
Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape, dan pemagaran kompleks bandara.
Sinergi pengelolaan bandara
Selanjutnya, PT Angkasa Pura I pun sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemerintah Kalimantan Timur terkait rencana kerja sama pengelolaan bandara.
Selain itu, AP 1 juga menyiapkan pengadaan jasa konsultan dan profesi penunjang lain; melakukan pengumpulan data teknis, hukum, dan ekonomi; serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah 7 Agus Subagio, Direktur Keselamatan Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan, dan Kasubdit Standarisasi Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Agus Pramuka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.