JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia menyarankan perusahaan tidak mundur dalam melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di tengah ketidakstabilan pasar modal.
Sebab, IPO dapat mendatangkan investor yang bisa "menggemburkan" perusahaan tersebut.
"Sayang sekali kalau Anda menunda perusahaan Anda menjadi besar. Orang kan kalau IPO merencanakan perusahaan jadi besar," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (24/5/2018) malam.
Baca: Pasar Modal Masih Fluktuatif, 5 Perusahaan Tunda IPO
Tito mengatakan, jika menunda, IPO, maka sama sama menunda perusahaan menjadi besar. Menurut dia, sebaiknya emiten tetap bertahan dengan menawarkan saham lebih besar. Misalnya, kata dia, perusahaan mau menjual 20 persen saham senilai Rp 1 triliun. Porsi saham bisa dinaikkan menjadi 25 persen.
"Saya lebih sarankan, kurangi ego. Supaya perusahaan tetap besar," kata Tito.
Tito mengakui ada beberapa emiten yang batal melakukan penawaram akibat ketidakstabilan pasar. Namun, menurut dia hal itu sangat wajar. Dari tahun ke tahun ada saja emiten yang batal melantai, tak hanya karena kondisi pasar modal yang fluktuatif.
"Tiap tahun ada tapi tidak ada yang memperhatikan. Ini sudah ada dua lagi yang akan masuk penawaran," kata Tito.
Baca: Kondisi Pasar Tidak Stabil, Wavin Tunda IPO
Sebelumnya diberitakan, tertekannya pasar modal domestik menyebabkan beberapa perusahaan memutuskan menunda proses IPO di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian BEI Samsul Hidayat menyebutkan setidaknya ada lima perusahaan yang menjadwalkan ulang (reschedule) IPO. Mereka antara lain PT Wahana Vinyl Nusantara, PT Wika Realty, PT Harvest Time, dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis.
"Kami belum tahu penundaan sampai kapan, belum ada schedule," kata Samsul.
Seiring dengan tertundanya rencana IPO lima perusahaan, saat ini di pipeline BEI tinggal sekitar 24 perusahaan yang menunggu masa pra efektif. Sepanjang tahun ini, BEI optimistis jumlah perusahaan IPO akan lebih dari 35 perusahaan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.