Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi
Anda mungkin tak percaya kalau saya sampaikan bahwa pencuri koper di bandara yang sempat viral adalah seorang anak kelas 3 SMP.
Bersyukur, pencurinya sudah tertangkap tadi malam. Sekarang tinggal mendalami motifnya, cegah kejadian serupa, dan kalau boleh, satu lagi: introspeksi bagi pemakai koper-koper mewah tentunya.
Tetapi, baiklah mari kita pelajari dan ambil hikmahnya dari semua kejadian ini. Saya ajak anda mundur sedikit ke belakang.
Baca: AP II Pastikan Layanan Penanganan Bagasi di Terminal 3 Transparan
Saya sendiri sedang dirawat di salah satu rumah sakit Jakarta, saat menerima sebuah pesan dari seorang sahabat tentang kejadian itu. “Ini ada copas dari group SMA. For your info ya.”
Saya membaca kalimat pembuka: “Please help share this. Ini terjadi sama teman saya sendiri.”
Selebihnya Anda sudah membacanya. Seorang penumpang mengklaim kehilangan koper. Di sana ada foto tiga buah koper mewah dan wajah pencurinya yang diambil dari CCTV, lengkap dengan kronologis kejadiannya.
Kolega saya yang mendampingi dari FKUI meminta saya menarik nafas dalam-dalam. Sekujur tubuh terasa agak panas. Maklum saja pembuluh darah saya baru saja direnggangkan, lalu cairan isotop yang beredar begitu menyesakkan dada. Lagi pula sudah lama kami tak menerima laporan koper hilang, apalagi yang heboh begini.
Sampai saya mendengar suara halus perawat yang mengukur tensi: “Seratus enam puluh.” Dokter saya menghibur, “nanti juga turun.” Tetapi pikiran saya terus tertuju pada keluarga yang kehilangan koper itu. Tidak tanggung-tanggung, tiga buah. Walau dalam hati saya bertanya juga, “mewah juga ya kopernya.”
Tetapi pikiran saya masih kacau. Apalagi tidak diperbolehkan membawa ponsel selama pemeriksaan kesehatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.