Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Alhamdulilah, Pencuri Bagasi Penumpang Pesawat Sudah Ditangkap

Kompas.com - 27/05/2018, 09:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Anda pasti menggerutu mendengar besarnya ganti rugi. Berapa sih nilai yang ditanggung maskapai? Anda bisa lihat pada aturan yang berlaku. Tidak besar. Sudah pasti Anda yang membawa tas atau barang mewah akan kecewa. Sebab asuransinya penumpang hanya membawa koper biasa saja. Apalagi kalau ada barang-barang berharga di dalamnya. Anda pasti tambah kesal.

Di media sosial, netizen menggunjingkan neneknya. Ada yang berspekulasi bahwa itu Rimowa yang sedang “hot.” Dan kalau itu limited edition, harganya sekitar Rp 20 juta.
Padahal di setiap bandara internasional yang sibuk dan padat, termasuk di Soekarno Hatta dan di Changi, berita mengenai koper tertukar antara sesama penumpang adalah hal yang biasa.

Maka beberapa hari kemudian koper bisa kembali lagi. Namun, tanpa bermaksud membela diri, belakangan ini pencurian bagasi di berbagai bandara kelas dunia memang semakin marak.

Michael Goldstein (2017) yang menulis untuk majalah Forbes, mencatat, “Ada lebih dari 200 penumpang perhari yang melaporkan kehilangan koper, di bandara JFK (New York) saja.” Sekali lagi, itu per hari, bukan per bulan. Namun kabar gembiranya laporan tentang kehilangan koper di bandara-bandara kita termasuk sangat langka.

Maka, tanpa mengurangi rasa empati saya pada korban, rasanya juga perlu kita ingatkan bahwa penumpang pun harus ikut menjaga barang-barang bawaannya.

Penumpang Ikut Bertanggung Jawab?

Ini perlu saya sampaikan karena seperti kata pepatah, setiap kejahatan tidaklah melulu karena adanya niat jahat, melainkan juga karena adanya kesempatan. Alasannya sederhana sekali.

Pertama, kita sendiri punya kecenderungan pamer. Naik pesawatnya kelas ekonomi, tetapi kopernya first class. Jalannya perlahan-lahan, dan kurang alert.

Kedua, jangan lupa belakangan ini muncul sindikat-sindikat pencuri bagasi yang beroperasi di bandara dan pesawat terbang. Mereka pasti akan berupaya lebih pintar dari petugas.

Ketiga, para sindikat juga ada di antara sesama penumpang. Anda mungkin masih ingat sindikat asal China yang mengutil isi tas penumpang di kabin. Mereka beroperasi di atas pesawat saat pemilik tas tertidur lelap.

Karena itulah saya berpendapat, sebagai penumpang kitalah yang harus menjadi pihak yang paling bertanggung jawab. Tentu saja ada beberapa tips yang bisa Anda renungkan. Berikut adalah tips dari Goldstein (2017)

Pertama, jangan taruh barang-barang berharga ke dalam bagasi. Bawalah barang-barang berharga itu bersama Anda. Dan biasakan koper hanya dipakai untuk mengisi barang-barang yang nilainya normal-normal saja. Anda membawa sepatu, biasakan menempatkan pasangannya pada koper yang berbeda.

Kedua, hindari memasukkan koper-koper mewah ke dalam bagasi. Koper-koper mewah biasanya hanya untuk kabin atau digunakan penumpang private jet. Namun kalaupun Anda sudah sangat mampu untuk membeli koper mahal, belilah selalu travel insurance. Anda tahu di mana-mana pencuri selalu lebih tertarik pada koper yang mahal.

Ketiga, bungkuslah koper Anda dengan cover plastik. Biayanya hanya lima puluh ribu rupiah. Hal ini minimal bisa mengurangi sinyal barang mewah kepada para pencuri.

Keempat, bila koper Anda sangat berharga, segeralah bergegas dan jangan membuang-buang waktu untuk menuju conveyor belt. Jangan terlalu lama di toilet, berfoto-foto, ngobrol dalam perjalanan dan seterusnya.

Kecepatan Anda tiba di conveyor belt akan mematahkan gerakan pencuri. Lebih baik menunggu lebih lama di depan conveyor belt daripada keduluan pencuri. Ingat, teknologi akan membuat bandara kita terus meningkatkan kecepatan layanan, tetapi para pencuri juga menggunakan teknologi.

Kelima, biasakanlah melakukan perjalanan yang ringkas. Jangan menjadi pelancong yang ribet yang semuanya ingin dibawa.

Tentu saja tips diatas tak akan mengurangi pentingnya bagi bandara dan maskapai untuk terus memperbaiki diri. Tetapi semua ada trade off-nya. Kalau pemeriksaan diperketat, maka flow penumpang keluar akan terhambat dan kita tak bisa cepat-cepat bertemu keluarga.

Akhirnya, kita bertrimakasih atas prestasi kapolres bandara AKP Tambunan yang bekerja sistematis dan cepat sekali.  Semoga kejadian serupa tak terulang lagi dan kita semua menjadi lebih waspada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com