BENGKULU, KOMPAS.com - Sejumlah petani kopi di Bengkulu mengaku terkena imbas positif akibat menguatnya dollar AS terhadap rupiah. Harga kopi menjadi naik sebesar Rp 2.000 per kilogram.
Kenaikan harga biji kopi ini berlangsung sejak beberapa pekan terakhir. Harga biji kopi kering sebelumnya dari Rp 20.000 per kilogram menjadi Rp 22.000 per kilogram.
"Kenaikan mencapai Rp 2.000 per kilogram sejak beberapa pekan. Menurut sejumlah pengumpul (toke) akibat menguatnya dollar AS," kata Likwan petani kopi di Kabupaten Kepahiang, Senin (28/5/2018).
Menurut dia, harga akan terus merangkak naik seirig dengan terbukanya permintaan kopi terutama ekspor. Saat ini petani kopi dalam masa panen raya hingga bulan September.
Baca juga: Darmin: Jangan Kurs Dollar AS Bergerak kemudian Disimpulkan Sudah Krisis
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Bengkulu, Bebby Hussy menyebutkan, potensi panen raya kopi kali ini mencapai 95.000 ton. Persoalan ekspor kopi Bengkulu terkendala pada belum adanya eksportir kopi yang dapat langsung menembus pasar dunia.
Selama ini hasil kopi Bengkulu banyak masuk ke Lampung dari Lampung baru kopi tersebut di ekspor ke sejumlah negara termasuk Amerika Serikat.
Adapun wilayah penghasil kopi di Bengkulu yakni Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.