Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Cukai Antisipasi Penyelundupan Narkoba Melalui e-Commerce

Kompas.com - 28/05/2018, 16:27 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengungkapkan, terjadinya tren peningkatan perdagangan lintas batas (cross border) melalui e-commerce dapat menjadi alat bagi sindikat pengedar narkoba untuk melakukan proses distribusi yang lebih masif.

"Mereka berlindung di balik frekuensi besar (transaksi) e-commerce," ujar Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi ketika ditemui awak media di kantornya, Senin (28/5/2018).

Heru mengatakan, World Customs Organization (WCO) telah melakukan survai yang mengatakan penggunaan media perdagangan baru (e-commerce) potensial digunakan sebagai media melakukan kejahatan, sehingga perlu diantisipasi.

"Caranya bagaimana? Caranya dengan mengirim barang-barang yang dilarang secara parsial dalam jumlah yang banyak. Yang kedua, e-commerce juga perlu diantisipasi jangan sampai digunakan untuk menghindari kewajiban-kewajiban perpajakan," jelas dia.

Menurutnya, e-commerce juga dapat disalahgunakan untuk menghindari pajak dalam bentuk bea masuk atau pajak impor.

Sementara untuk transaksi lintas batas, dirinya masih optimis Bea Cukai mampu untuk menghindari masuknya barang-barang yang di larang.

"Bea Cukai akan bekerja sama dengan vendor-vendor (penyedia layanan e-commerce) itu terkait dengan pertukaran datanya, sehingga pada saat barang pada frekuensi besar masih dalam proses, kita sudah ada datanya lebih dahulu untuk dianalsia, apakah barang itu akan memiliki potensi bahaya atau tidak," lanjut Heru.

Selain menggunakan pola transaksi e-commerce, pemasok barang terlarang kini juga menggunakan pola baru dalam pengiriman barangnya, yaitu memecah paket pengiriman barang dalam jumlah kecil atau retail.

Hal ini dilakukan oleh sindikat sehingga mereka mendapatkan fasilitas deminimis

pertama mereka inginmendapatkan fasilitas de minimis (pembebasan bea masuk).

"Sehingga kalau katakanlah mestinya mereka harganya 1000 US dollar, kalau dipecah jadi 15 shipment mereka bisa menikmati bebas bea masuk dan pajak impor," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com