Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Garuda Usulkan Kenaikan Tarif Batas Bawah Pesawat

Kompas.com - 29/05/2018, 03:46 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala N Mansury mengusulkan kenaikan tarif batas bawah tiket pesawat ekonomi. Besaran usulan kenaikan itu dia sebut 10 persen.

"Kami harap (tarif batas bawah) jadi seperti sebelumnya, dari yang 30 persen disesuaikan jadi 40 persen dari tarif batas atas," ucap Pahala di Jakarta, Senin (28/5/2018).

Pahala mengatakan, usulan ini dia sampaikan lantaran harga avtur yang terus naik. Hal itu diperparah dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Baca juga: Pilot Ancam Mogok, Dirut Garuda Janjikan Perbaikan Kinerja Perusahaan

"Ini yang kita minta sebetulnya dilakukan penyesuaian karena dua tahun lalu harga fuel jauh dari sekarang. Tahun lalu saja naik 29 persen. Tahun ini year to date sudah (naik lagi) 12 persen. Jadi dari Januari 2016 sampai sekarang sudah 40 persen. Belum lagi depresiasi rupiah yang telah mencapai kira-kira 4 sampai 5 persen," papar Pahala.

Terkait depresiasi rupiah, Pahala menyatakan perseroan secara kinerja keuangan baik-baik saja. Sebab, kata dia, mayoritas biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mengoperasikan pesawat menggunakan dollar AS.

"Yang mesti hati-hati, walau secara accounting bisa untung, dari casual harus hati-hati. Karena, pendapatan dalam mata uang dollar hanya 30 persen, non-rupiah, sedangkan biaya kami 90 persen dalam dollar. Untuk maintenance, fuel, sewa pesawat, itu semua dalam dollar," lanjut Pahala.

Baca juga: Disebut Tidak Perform, Begini Kinerja Garuda Kuartal I 2018

Dengan begitu, lanjut Pahala, pendapatan Garuda Indonesia tidak bisa diimbangi dengan kenaikan biaya yang lebih besar. Hal itu juga kemudian menjadi penyebab tren beban tanggungan (expenses) Garuda Indonesia masih naik.

Maka dari itu, Pahala mengusulkan adanya penyesuaian tarif batas bawah tersebut. Menurut dia, usulan ini sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan.

"Tarif batas bawah kami sudah sampaikan, sudah disampaikan. Semuanya kembali ke pertimbangan Kementerian Perhubungan. Sebagai airlines dan asosiasi sudah kami sampaikan. Implementasinya kita tunggu hasil pihak ketiga," ujar Pahala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com