Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi Disebut Demi Level Konsumsi dan Sentimen Bisnis

Kompas.com - 30/05/2018, 21:21 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan lagi suku bunga acuan pada Rabu (30/5/2018) dipandang sebagai upaya menjaga tingkat konsumsi rumah tangga dan sentimen bisnis di tengah ketidakpastian global yang memengaruhi nilai tukar rupiah.

Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

"BI memprioritaskan stabilitas rupiah dalam jangka pendek, mengingat transmisi dari nilai tukar pada perekonomian cenderung lebih cepat dan lebih lanjut dapat berpengaruh pada konsumsi rumah tangga serta sentimen bisnis," kata Vice President Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede kepada Kompas.com, Rabu (30/5/2018).

Baca juga: BI: Suku Bunga Acuan Naik Tak Berarti Ekonomi Serta-merta Melambat

Menurut Josua, BI tetap fokus pada upaya mendorong stabilitas makroekonomi yang dapat mendukung pengelolaan aliran modal asing di tengah capital flight pasar negara berkembang. BI, lanjut dia, akan tetap mempertahankan kebijakan makroprudensial yang longgar sehingga dapat mendorong fungsi intermediasi perbankan di tengah pemulihan ekonomi domestik.

"BI juga akan tetap mendorong kecukupan likuiditas rupiah dan valas sehingga respons kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga deposito maupun kredit, dapat lebih terukur," tutur Josua.

Selain itu, Josua juga memprediksi pertumbuhan kredit dapat lebih tinggi dari tahun lalu sebagai dampak positif kenaikan suku bunga acuan. Dengan begitu, fungsi intermediasi perbankan dapat terdorong dalam rangka pembiayaan perekonomian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com