Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Surat dari Anak Muda untuk Menteri Koperasi...

Kompas.com - 30/05/2018, 21:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PAK MENTERI,

Kondisi koperasi Tanah Air ini mirip organisasi massa (ormas). Lihat saja, syarat minimal untuk mendirikannya harus 20 orang kata Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Hasilnya, lebih dari 80 persen koperasi di negeri ini bentuknya simpan pinjam. Apakah salah? Tidak. Apakah tepat? Juga tidak.

Bagi anak muda seperti saya dan kawan-kawan saya, koperasi simpan pinjam tak lagi menarik, Pak. Paling tidak citranya sudah kadung menua yang berisi orang-orang tua. Layanannya itu-itu saja yang kalah dengan kemahahebatan teknologi finansial besutan perbankan.

Anak muda seperti saya, Pak, yang lahir tahun 1985 sampai 1990-an demen otak-atik otak kanan, suka hal yang kreatif. Saya dan 35 persen dari total populasi negeri ini harusnya bisa berkreasi lewat perusahaan koperasi.

Ya, bagi saya yang gandrung koperasi, sulit rasanya untuk memilih perseroan terbatas.

Saya dan para milenial itu butuh disokong kebijakan yang baik. Yang membuat saya dan kawan-kawan dapat bangun start up berbasis koperasi.

Baca juga: Anak Muda, Koperasi, dan The Abundance Era

Di Eropa sana, Pak, mereka sudah lakukan itu. Namanya koperasi pekerja atawa worker coop. Dimulai hanya dari tiga orang saja. Namun beberapa tumbuh besar sampai ratusan bahkan ribuan anggota.

Kisah koperasi pekerja

Ada kisah klasik, dan saya yakin Pak Menteri telah dengar, yaitu soal Mondragon Cooperative, di Spanyol sana. Dulu dimulai dari delapan orang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena tak miliki pekerjaan, mereka kemudian mengadu ke seorang pastor. Si Pastor bertanya soal keterampilan mereka. "Kami bisa buat panci, Pastor". Jadilah mereka bikin perusahaan panci.

Lambat laun dari panci mereka bikin perabotan rumah tangga lainnya. Dari sekedar alat teknik merambah elektronik. Mereka sekarang sudah meraksasa, lho Pak. Pekerjanya sampai 80.000 orang. Ya, semuanya adalah pemilik dari pabrik elektronik Mondragon itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+