Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Klaim Sudah Temukan Merchandise Palsu Asian Games 2018

Kompas.com - 30/05/2018, 22:37 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Produsen merchandise resmi Asian Games 2018 harus dihadapkan kenyataan bahwa produk mereka mulai dipalsukan oleh pembuat selain pemegang lisensi resmi.

Direktur Merchandise Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Mochtar Sarman mengakui bahwa panitia sudah melihat langsung temuan tersebut.

"Kami dapat laporan mulai banyak barang palsu," ujar Mochtar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Barang-barang palsu tersebut mencantumkan logo Asian Games 2018 serta menonjolkan karakter maskot resmi ajang tersebut, yakni Binbin, Atung, dan Kaka.

Meski begitu, kata Mochtar, panitia tak lantas menuntut atau membawa ke jalur hukum para pembuat barang-barang tersebut. Pendekatan dialogis masih menjadi pilihan pertama.

Baca juga: Mau Merchandise Asian Games 2018? Harganya Rp 15.000-Rp 3,5 Juta

"Perusahaan tersebut kami ajak dialog, kami kontak, ajak diskusi. Malah kalau bisa (kami) jadikan lisensi daripada (mereka) kucing-kucingan buat barang palsu," kata Mochtar.

Namun, lanjut Mochtar, jika upaya dialog tak mempan maka bagian keamanan Asian Games yang akan mengambil tindakan. Menurut dia, sejauh ini belum ada pembuat produk palsu itu yang "ngeyel".

"Selama ini masih kooperatif. Ajak dialog dulu lah," kata dia.

Di samping itu, Mochtar meyakini masyarakat Indonesia sudah cerdas untuk memilih barang yang asli. Penggemar Asian Games 2018 diyakini tak akan membeli produk abal-abal dari toko tidak resmi.

"Brand Asian Games dilindungi hak cipta. Harus kita jaga jangan sampai disalahgunakan," kata Mochtar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com