Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Indeks PMI Indonesia Naik, Pemerintah Genjot Industri Manufaktur

Kompas.com - 05/06/2018, 06:09 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Kinerja industri manufaktur nasional mengalami tren peningkatan. Nikkei Indonesia Manufacturing Purchasing Managers' Index (PMI) menunjukkan, PMI Indonesia pada bulan Mei 2018 berada pada level tertingginya setelah 23 bulan (Juni 2017) di posisi 51,7. Sementara bulan lalu, PMI Indonesia berada di posisi 51,6.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, peningkatan posisi PMI ini menunjukkan industri manufaktur di Indonesia masih bergairah. Pemerintah pun akan terus mendorong masuknya investasi untuk mendukung pertumbuhan di tubuh industri manufaktur nasional.

"Itu (kenaikan PMI) positif, membuktikan bahwa industri manufaktur bergeliat. Dan akan kami dorong terus agar investasi masuk," ujarnya ketika ditemui awak media selepas mengunjungi pabrik PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) di Kudus, Senin (4/6/2018).

Berdasarkan catatan Nikkei, geliat industri manufaktur di bulan Mei didorong oleh permintaan baru yang tumbuh pesat sejak Juli 2014. Selain itu, produksi terus mengalami peningkatan selama 3 bulan berturut-turut serta berpengaruh terhadap menguatnya sentimen industri manufaktur.

Baca juga: Menperin: Revolusi Industri Harusnya Tak Disruptif tapi Transformatif

Di sisi lain, permintaan baru terhadap ekspor terus mengalami penurunan selama 6 bulan berturut-turut. Hal ini mendorong perusahaan mengurangi pekerja mereka meski dalam jumlah yang relatif sedikit.

Adapun tekanan inflasi biaya produksi terus meningkat dan membuat harga barang-barang produksi terkerek tajam dalam waktu 2,5 tahun.

Namun, Menperin masih memandang positif tren peningkatan posisi PMI ini terus berlanjut.

"Dengan impor capital expenditure atau barang modal naik diharapkan manufaktur terus meningkat," sebut Airlanga.

Sebagai informasi, PMI di atas level 50 menunjukkan manufaktur berekspansi. Sedangkan di bawah level 50, ada kontraksi di sektor ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+