Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brand Value Tembus Rp 72 Triliun, Telkom Satu-satunya Perusahaan RI di Global 500

Kompas.com - 05/06/2018, 10:49 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mempertahankan status perusahaan telekomunikasi paling bernilai di Asia Tenggara dan sekaligus menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia.

Status tersebut diperoleh Telkom melalui laporan Brand Finance yang dirilis pada Februari 2018 silam. Posisi Telkom sebagai perusahaan terkemuka dunia melonjak ke peringkat 341 dari peringkat 386 pada tahun sebelumnya.

"Telkom pun menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang menembus Global 500," kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/6/2018).

Tidak hanya dalam hal nilai merek, Telkom juga berhasil meraih Brand Strength Index Triple A (AAA). Hal itu menjadikan Telkom sebagai perusahaan dengan index merk peringkat pertama dibanding perusahaan-perusahaan lain di Indonesia.

Baca juga: Telkom Bagikan Dividen Rp 16,6 Triliun

Adapun keberhasilan Telkom menembus 500 besar dalam laporan tersebut tak terlepas dari meningkatnya brand value milik Telkom.

Arif menjelaskan, brand value Telkom mengalami kenaikan signifikan pada 2018 menjadi sebesar 5,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 72,28 triliun (kurs Rp 13.900 per dollar AS). Angka ini naik dari tahun 2017 yang hanya 4,33 milar dollar AS atau sekitar Rp 60,19 triliun.

Telkom pun saat ini tengah memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.

"Di antaranya melalui pembangunan infrastruktur kabel optik lintas benua dari Eropa menuju Amerika, keberhasilan peluncuran dan pengoperasian Satelit Telkom 3S, serta berbagai upaya aksi korporasi dalam rangka memperkuat portofolio digitalnya, di samping juga keberadaan anak usaha TelkomGroup yang ada di 11 negara di dunia," jelas Arif.

Sementara itu, sejumlah proyek strategis Telkom pada 2017 silam telah dapat beroperasi mendukung layanan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat Indonesia.

Hal tersebut diawali dengan peresmian dan pengoperasian mega proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Southeast Asia Middle East West Europe 5 (SEA-ME-WE 5) serta Southeast Asia United States (SEA-US).

Kemudian menyusul pembangunan Indonesia Global Gateway (IGG) yang akan menjadikan indonesia sebagai hub telekomunikasi dunia.

“Saat ini jaringan backbone serat optik milik Telkom telah tergelar dari Sabang hingga Merauke sepanjang 86.600 km. Ditambah dengan jaringan kabel laut internasional menjadi total 163.000 km atau setara empat kali keliling bumi,” sambung Arif.

Tak hanya itu, peluncuran dan pengoperasian Satelit Telkom 3S juga turut meningkatkan jangkauan Telkom di kawasan terpencil, terdepan dan terluar Indonesia.

Di sisi lain, dari performa keuangan perusahaan, Telkom membukukan kinerja lumayan positif sepanjang 2017.

Pendapatan usaha Telkom tercatat sebesar Rp 128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2% dibanding tahun 2016.

Sedangkan EBITDA tumbuh 8,6 persen menjadi Rp 64,6 triliun dan laba bersih naik 14,4 persen menjadi Rp 22,1 triliun. Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih meningkat 0,6 persen menjadi 17,3 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dapat terjaga dengan baik. Arif menyampaikan, baiknya performa keuangan itu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh di tengah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.

“Sebagian besar bisnis digital Telkom memiliki kinerja yang semakin menguat. Telkom berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan karena didukung oleh semakin meningkatnya penggunaan data dan internet, baik oleh masyarakat perorangan maupun korporasi,” ucap Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com