KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menyatakan sumber daya pangan lokal merupakan solusi untuk mengatasi tiga masalah gizi buruk.
Solusi itu disampaikan Badan Ketahanan Pangan di saat Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tengah melakukan kajian untuk mencari solusi atas tiga persoalan malnutrisi yang terjadi di Asia dan Pasifik.
Tiga masalah itu adalah kejadian rendah nutrisi, kekurangan nutrisi mikro, serta kelebihan berat badan dan kegemukan.
“Ini merupakan bagian dari dukungan pemerintah terhadap FAO untuk meningkatkan peranan sumber bahan pangan yang sehat dan berkualitas, namun tetap terjangkau oleh masyarakat luas,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, dalam forum Sidang Dewan FAO ke-159 di Roma Italia, Senin (4/6/2018).
(Baca: 19, 4 Juta Orang Indonesia Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Pangan)
Pemerintah Indonesia juga mengusulkan kerja sama penelitian dan pengembangan bahan pangan lokal mulai dari industri hulu sampai dengan industri hilir ditingkatkan.
Selain itu, Indonesia menggarisbawahi pentingnya peran petani skala kecil, termasuk nelayan, dalam pengentasan kemiskinan.
"Mengingat kemiskinan terkonsentrasi di wilayah pedesaan,” katanya.
Pemerintah Indonesia berkeyakinan bahwa perhatian yang cukup untuk petani skala kecil dari masyarakat internasional dapat menghilangkan segala bentuk kemiskinan, sebagaimana tertuang dalam kesepakatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.
(Baca: Pangan, Salah Satu Tantangan Pembangunan Berkelanjutan)
Upaya peningkatan pendapatan di wilayah pedesaan juga mendapat perhatian dari anggota Dewan FAO, termasuk Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.