Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Menteri Susi Sontak Berdiri hingga "Contraflow" di Tol Cikampek

Kompas.com - 11/06/2018, 06:35 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan kerja ke Norwegia.

Menteri Susi pun diajak melihat bagaimana Norwegia memantau kapal-kapal yang beroperasi di Norwegia dan di seluruh dunia menggunakan teknologi satelit mereka.

Menteri Susi mendapat penjelasan dari Direktur Pengelolaan Sumber Daya Direktorat Perikanan Norwegia Aksel Reidar Aikemo dan tim. Saat layar memperlihatkan pemantauan di sekitar perairan Indonesia, Menteri Susi sontak berdiri.

Menteri Susi berjalan mendekat layar dan minta agar dilakukan pelacakan kegiatan belasan kapal yang terpantau di sekitar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Dari pelacakan itu diketahui, kapal ikan yang dicurigai terdaftar dari Jepang dan sebelumnya melintasi perairan Indonesia dengan kecepatan rendah.

Berita mengenai Susi tersebut menjadi salah satu berita yang paling mendapatkan perhatian dari pembaca pada akhir pekan kemarin. selain mengenai Susi, pembaca juga menyoroti mengenai lalu lintas mudik, dalam hal ini upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan di Tol Cikampek.

Berikut 5 berita populer pada akhir pekan:

1. Menteri Susi Sontak Berdiri Melihat Pergerakan Kapal Mencurigakan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melanjutkan kunjungan kerjanya ke Norwegia dengan mengunjungi Institute for Marine Reasarch (IMR) di Kota Bergen, Norwegia, Jumat (8/6/2018).

Saat tiba di IMR, Menteri Susi dan rombongan yang menaiki bus disambut dan diterima CEO IMR Sissel Rogne sejak bus tiba dan mendekat di jalan raya.

Menteri Susi dan Sissel lantas beriringan melewati jalan yang berliku dan terjal menyusuri tepian pantai menuju salah satu ruang kerja IMR yang letaknya di tepian laut.

Dalam pertemuan tersebut, Sissel memaparkan data dan hasil penelitian terkait produktivitas hasil tangkapan iklan di Norwegia. Pada suatu masa di akhir tahun 1980, penangkapan ikan di Norwegia dilakukan secara ekspolitatif.

Baca selengkapnya: Menteri Susi Sontak Berdiri Melihat Pergerakan Kapal Mencurigakan

2. 5-perilaku-yang-menunjukkan-seseorang-adalah-karyawan-bermasalah.

Karyawan yang bermasalah tidak hanya membuat pusing, tetapi juga bisa merugikan secara finansial bagi keberlangsungan perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan Centre for Creative Leadership (CCL) menunjukkan, karyawan bermasalah dapat merugikan perusahaan dengan cara meruntuhkan kepercayaan, berkurangnya produktivitas dan inovasi perusahaan, serta meruntuhkan motivasi dan kerja sama sesama rekan kerja.

Untuk menegetahui apakah Aanda termasuk dalam kategori karyawan jenis ini, alangkah baikya Anda melakukan refleksi atas perilaku sehari-hari Anda di kantor.

Dalam publikasi terbarunya, CCL melakukan survei terhadap 214 pemimpin perusahaan di seluruh dunia untuk lebih mengetahui karakter karyawan yang dianggap bermasalah.

Baca selengkapnya: 5 Perilaku yang Menunjukkan Seseorang adalah Karyawan Bermasalah

3. Tan Le, dari Pengungsi Vietnam Jadi CEO Perusahaan Riset Otak Australia

Saat usianya masih 4 tahun, Tan Le pergi ke Australia bersama ibu dan neneknya untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Dari negara asalnya, Vietnam, Le menghabiskan waktu 5 hari menggunakan kapal. menyeberangi Laut China Selatan bersama dengan 150 orang lainnya. Hingga akhirnya, kapal tanker minyak Inggris menyelamatkan mereka.

Selama 3 bulan berikutnya, Le hidup di kamp pengungsi di Malaysia selama 3 bulan.Dan sampai pada akhirnya, mereka dapat masuk ke Australia.

"Saat itu perasaan kami sangat luar biasa karena Australia memberi begitu banyak. Australia begitu luas, tidak hanya secara geografis, tetapi juga ruang untuk berpikir, untuk memperluas cakrawala, dan untuk memulai segalanya dari awal," ujarnya, dikutip melalu CNBC, Minggu (10/6/2018).

Baca selengkapnya: Tan Le, dari Pengungsi Vietnam Jadi CEO Perusahaan Riset Otak Australia

4. Garuda Indonesia Masuk 10 Besar Maskapai Dunia Paling "On Time"

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia kembali masuk ke dalam 10 besar maskapai global dengan capaian ketepatan waktu atau on time performance (OTP) terbaik untuk kategori maskapai dengan jumlah penerbangan di atas 15.000.
Berdasarkan laporan lembaga pemeringkatan OTP independen OAG (Official Airline Guide) Flightview, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan capaian OTP arrivals sebesar 88 persen selama Mei 2018 dengan jumlah penerbangan mencapai 18.422 kali.

Sebelumnya, pada bulan April 2018 Garuda Indonesia juga berhasil masuk jajaran 10 besar arrival OTP penerbangan maskapai global terbaik dengan capaian sebesar 85,1 persen (dengan jumlah penerbangan di atas 15.000).

Adapun secara keseluruhan, Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai Indonesia yang masuk dalam top 30 maskapai global dengan capaian OTP terbaik di periode Mei 2018 versi OAG Flight View.

Baca selengkapnya: Garuda Indonesia Masuk 10 Besar Maskapai Dunia Paling On Time

5. Urai Kepadatan di Tol Cikampek, Polisi Berlakukan "Contraflow"

Pihak kepolisian telah memberlakukan sistem contraflow di ruas Tol Cikampek mulai dari kilometer 35 hingga kilometer 47 pada Minggu (10/6/2018).

Sistem ini diberlakukan untuk mengurai kepadatan jelang rest area di kilometer 39 ruas tol tersebut.

"Pemberlakuan contraflow merupakan diskresi Kepolisian. Untuk mendukung kelancaran contra flow Jasa Marga menyiagakan petugas dan penyiapan rambu-rambu," ujar Media Relations Manager PT Jasa Marga, Herald Galingga dalam keterangan tertulisnya, Minggu.

Herald menambahkan, saat ini kondisi arus lalu lintas di Tol Cikampek terpantau padat. Kepadatan itu terjadi imbas dari antrean kendaraan yang hendak ke rest area 39.

Baca selengkapnya: Urai Kepadatan di Tol Cikampek, Polisi Berlakukan Contra Flow

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com