JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai kelancaran arus mudik, khususnya di Pulau Jawa, bukan semata-mata disebabkan maraknya penggunaan ruas tol Trans-Jawa oleh pengguna kendaraan pribadi.
Pendorong utama kelancaran arus mudik adalah lamanya libur Lebaran yang ditetapkan pemerintah melalui keputusan cuti bersama.
"Faktor dominannya adalah pemerintah memperpanjang libur Lebaran. Sejak awal perpanjangan libur Lebaran memang didekasikan untuk memperlancar arus lalu lintas," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi kepada Kompas.com, Selasa (12/6/2018).
Menurut Tulus, perpanjangan libur Lebaran membuat pemudik lebih leluasa mengatur perjalanan mudik.
(Baca: Pemerintah Putuskan Cuti Bersama Lebaran 2018 Tetap 7 Hari)
Jika masa libur Lebaran tidak diperpanjang seperti yang telah dilakukan saat ini, kemacetan potensial terjadi di beberapa wilayah.
"Jika ditelaah, keberadaan tol Trans Jawa, menurut prediksi Kakorlantas Irjen Royke Lumowa, akan memicu peningkatan aktivitas lalu lintas dan artinya kemacetan tidak terhindarkan. Bahkan, bisa lebih parah dari arus mudik Lebaran tahun 2017," ujarnya.
Selain masa libur Lebaran yang lebih panjang dan keberadaan ruas tol Trans-Jawa, Tulus juga mengingatkan tentang dominannya pengguna kendaraan pribadi roda empat sebagai sarana mudik Lebaran tahun ini.
Mengacu data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik dengan mobil pada 2017 sebanyak 3.190.000 unit, di mana pada 2018 data sementara meningkat jadi 3.720.000 unit.
(Baca: Kendaraan Pribadi Diprediksi Masih Mendominasi Arus Mudik Lebaran)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.