KOMPAS.com - Idul Fitri bermakna hari kemenangan bagi umat Islam setelah 30 hari berpuasa mengendalikan dan melawan hawa nafsu. Sedangkan, bagi Republik ini, Lebaran berdampak besar pada perekonomian nasional.
Ini terjadi karana kebanyakan umat muslim Tanah Air berbelanja berbagai macam kebutuhan untuk menyambut Idul Fitri. Mulai dari menyiapkan panganan khas Lebaran dan pakaian baru yang umumnya dipakai di hari kemenangan untuk bersilahturahmi.
Perputaraan uang tak hanya berhenti sampai di situ, arus mudik dari kota-kota besar ke daerah, terutama di Pulau Jawa, juga menggerakan roda perekonomian daerah yang bersangkutan.
Terlebih lagi masa cuti bersama dan libur Lebaran tahun ini berlangsung selama 10 hari, yakni dari 11 hingga 20 Juni 2018. Dengan rincian dua hari libur Idul Fitri 1439 Hijriah yaitu 15 dan 16 Juni 2018, serta tujuh hari cuti bersama.
(Baca: Presiden Jokowi Teken Keppres Cuti Bersama PNS 2018)
Meski mendapat protes dari kalangan pengusaha, momen mudik dan libur panjang Lebaran malah akan menguntungkan perekonomian nasional. Kenapa bisa begitu?
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, selama masa liburan tersebut kegiatan perekonomian di beberapa provinsi di Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta malah menggeliat.
"Untuk beberapa provinsi (di Jawa) akan mendapatkan peningkatan aktivitas ekonomi dari sisi tempat tinggal, yaitu hotel dan tempat makan," ungkap Sri Minggu (25/6/2017).
Di samping itu, lanjut Sri, saat hari Idul Fitri, aktivitas ekonomi tidak stagnan, apalagi yang terkait bisnis konsumsi.
Transaksi keuangan para pekerja malah akan meningkat untuk membayar biaya-biaya konsumsi kuliner sehingga perputaran uang di masyarakat cukup besar.
"Pulang ke rumah, jalan-jalan, ke tempat hiburan kan bayar. Beli makanan bayar dan beli buah-buahan, ekonomi jalan," ujar Kalla, Selasa (8/5/2018).
Tak hanya dari transaksi pemudik, perputaran uang dalam periode tersebut juga datang dari remitansi atau hasil pengiriman uang pekerja migran ke Tanah Air.
Seperti ditulis Kompas, Kamis (31/5/2018), PT Pos Indonesia memprediksi, sirkulasi uang dari remitansi jelang Lebaran 2018 meningkat 5-10 persen dari tahun lalu, yaitu Rp 3 triliun - Rp 4 triliun per bulan.
Banyak sektor bergairah