Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran: 3 Anggota OPEC Akan Tolak Peningkatan Pasokan Minyak yang Diajukan Saudi

Kompas.com - 18/06/2018, 10:10 WIB
Mutia Fauzia,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran mengatakan, tiga anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) akan menolak usulan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak dalam pertemuan OPEC dan negara produsen minyak lain di Wina, Austria, pekan ini.

"Tiga pendiri OPEC akan menghentikannya," kata perwakilan Iran, Hossein Kazempour Ardebili, kepada Bloomberg, Minggu (17/6/2018).

Pihak Iran menyatakan, Venezuela akan bergabung dengan Iran untuk menolak hal itu. Namun Iran tidak menyebutkan negara ketiga mana yang juga akan menolak proposal Saudi tersebut.

"Apabila Kerajaan Arab Saudi dan Rusia ingin meningkatkan produksi, dibutuhkan kesatuan suara. Jika mereka ingin bertindak sendiri, itu melanggar perjanjian kerja sama," lanjut Ardebili.

Baca juga: Menteri Arab Saudi: Pertemuan dengan Rusia akan Tentukan Kuota OPEC

Bloomberg melaporkan, tanggapan Iran tersebut menunjukkan adanya potensi pertikaian ketika negara-negara anggota OPEC melakukan pertemuan untuk merundingkan pembatasan produksi minyak bumi di Wina pada 22 Juni ini. 

Pakta bersejarah 24 negara telah sukses mencapai tujuannya untuk menyeimbangkan pasar dan meningkatkan harga minyak dunia, dan dua negara produsen minyak terbesar, Arab Saudi dan Rusia, ingin untuk melakukan relaksasi kuota produksi minyak secepat-cepatnya 2 bulan ke depan.

Sementara, banyak negara OPEC lain, termasuk Venezuela dan Iran, masih berjuang untuk meningkatkan hasil produksi bahkan jika kuota produksi jadi ditingkatkan.

Menteri energi Rusia Alexander Novak mengatakan, OPEC dan negara-negara sekutunya dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi hingga 1,5 juta barrel per hari. Jumlah tersebut cukup untuk menutupi berkurangnya hasil produksi Venezuela dan Iran.

Sementara Arab Saudi sedang menggodok skema yang berbeda, yaitu meningkatkan produksi minyak di antara 500.000 hingga 1 juta barrel per hari.

Di sisi lain, OPEC juga sedang menghadapi tekanan dari Amerika Serikat (AS). Presiden Trump belakangan kerap mengkritik OPEC melalui akun Twitter-nya, serta menuntut OPEC untuk meningkatkan produksi minyak.

Ketika menanggapi hal tersebut, Ardebili mengatakan OPEC dan Rusia tidak seharusnya memenuhi keinginan Trump yang telah menjatuhkan sanksi kepada dua negara pendiri OPEC serta Rusia.

"Kami adalah negara berdaulat yang digerakkan oleh tanggung jawab dan nilai kami sendiri. Seluruh dunia harus melawan sikap arogan ini - dan akan melakukannya,” Kazempour.

Sanksi yang diberikan AS akan membuat Iran dan Venezuela berpotensi kehilangan hampir 30 persen produksi minyak mereka di tahun 2019 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com